Mohon tunggu...
Risda Putri Indriani
Risda Putri Indriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hai! Panggil saya Risda !
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biologi - Pendidikan - Islam Mahasiswa Pendidikan Biologi-UNJ

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Teman Khayalan: Cara Berdamai dengan Diri Sendiri

1 April 2022   06:00 Diperbarui: 1 April 2022   06:20 1888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia pasti pernah mengalami stres, insecure, galau, dan permasalahan psikologi lainnya. Cara manusia untuk mengatasi dan melewati masalah tersebut berbeda-beda, salah satunya dengan memiliki teman khayalan. Teman khayalan tidaklah nyata, dia diciptakan untuk membantu manusia mencapai tujuannya. Pada anak kecil, teman khayalan bertujuan sebagai teman main. Sedangkan, saat dewasa, teman khayalan digunakan sebagai teman curhat. Teman khayalan yang terbawa hingga dewasa bisa dilakukan, selama si manusia tersebut tetap mengehendakinya.

Seseorang yang memiliki teman khayalan bukanlah ODGJ. Mereka sadar bahwa teman mereka tidak nyata, namun mereka butuh teman khayalan tersebut untuk menenangkan hati mereka. Teman khayalan dilakukan karena tidak adanya seseorang yang dapat dipercaya untuk bisa menyelesaikan permasalahannya. Maka dari itu, teman khayalan diperlukan karena mereka tidak akan membocorkan rahasia kepada orang lain, dan bisa menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai dengan kecocokan karakter antara teman khayalan dengan manusia itu sendiri.

Teman khayalan bisa berupa manusia, hewan ataupun benda-benda yang dia sukai. Teman khayalan bisa dipanggil sesuai kemauan si manusia. Sifat teman khayalan bisa diatur, misalnya dia sebagai orang yang mendengarkan, pemberi solusi dan bisa pula rupawan tergantung tingkat imajinasinya sendiri. Dia akan lebih terasa kehadirannya jika dalam suasana tenang, sepi dan fokus terhadap diri manusianya sendiri.

Ketika berbicara dengan teman khayalan, sesungguhnya itu juga berbicara kepada diri sendiri. Berbagi dengan teman khayalan bisa bercerita sebenar-benarnya tanpa ada yang ditutupi. Teman khayalan tidak hanya diam mendengar, tetapi juga merespon. Mereka merespon setiap permasalahan, menjawab segala pertanyaan dan memberikan solusi. Sebenarnya, solusi tersebut diciptakan dari pikiran manusia itu sendiri. Maka dari itu, bercerita dengan teman khayalan bisa menenangkan hati dan pikiran. Hal ini yang berbeda jika bercerita dengan sesama manusia. Manusia seringkali membandingkan dengan kisahnya sendiri, sehingga bukannya mendapatkan solusi yang ada malah adu nasib.

Memiliki teman khayalan tidaklah buruk selama bisa mengendalikan teman khayalannya tersebut. Hal ini karena bisa jadi bisikan solusi yang dari teman khayalan bukan dari pikiran manusia, tetapi dari pikiran ghaib. Dikhawatirkan, pikiran ghaib tersebut mengacu pada kegiatan negatif seperti menyakiti diri sendiri. Maka dari itu, walaupun memiliki teman khayalan, tetapi juga harus tetap memiliki pikiran rasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun