Asam Amino Proteinogenik dan Non Proteinogenik

Proses sintesis protein diperlukan mekanisme transkripsi dan translasi yang menghasilkan asam amino. Kumpulan asam amino membentuk protein. Asam amino proteinogenic adalah asam amino yang dihasilkan dari biosintesis protein selama translasi. Ada 20 jenis protein standar dan 2 protein tambahan melalui mekanisme translasi khusus, seperto selenocysteine dan pyrolysine.

Selenoscystein merupakan asam amino ke 21 berfungsi untuk mengatur metabolisme tiroid, melindungi sel dari kerusakan oksidatif, membantu pelipatan protein, dll. 

Selenocystein disintesis dari precursor serin melalui serangkaian reaksi pada tRNA. Sedangkan pyrolisine merupakan asam amino ke 22, disintesis dari protein bebas S-adenosil-metionin (SAM).

Asam Amino Non-Proteinogenik (NPAA) adalah asam amino yang tidak dikode oleh DNA (tidak ada dalam kode genetic). NPAA dapat terjadi pada kondisi metabolisme intermediet, modifikasi pasca translasi, komponen biomolekul, agen farmakologis, agen eksperimental. Contoh dari NPAA seperti ornitin, citrulline, theanine, trimethylglisin dan taurine.

Ornitin diproduksi sebagai produk sampingan metabolic siklus urea. Sumber utama ornitin dari coklat, kelapa, gelatin, daging, dll. Citrulline berasal dari semangka. Di dalam tubuh, citrulline adalah zat metabolisme urea. 

Pada tumbuhan, citrulline adalah produk sampingan dari biosintetik arginin. Theanine ditemukan di teh hijau, jamur, dll. Pada tumbuhan. Biosintesis theanine berlangsung menggunakan asam L-glutamat sebagai precursor dengan glutaminase sebagai enzim mengkatalisis reaksi. Trimethylglisin ditemukan di buah bit, bayam, brokoli, dll. 

Di dalam tubuh, sintesis ini terjadi melalui reaksi oksidasi kolin. Taurine adalah produk sampingan dari metionin dan sistein. Tapi taurine tidak mengandung asam karboksilat. Sumber utama taurine adalah protein hewani dan ikan. Pada mamalia, biosintesis taurine berlangsung pada jalur asam sulfinate.

Sumber:

1   2   3