Coronavirus adalah virus RNA untai positif dengan genom berukuran 27-31 kb (kilo base). Genom RNA virus ini mirip 82% dengan genom SARS COV. Secara struktural, virus ini mempunyai spike (S), envelope glikoprotein (E), nukleokapsid (N), protein membrane (M), 16 protein struktural, 5-8 protein aksesoris.Â
Virus RNA memiliki kestabilan yang lebih rendah daripada virus DNA, sehingga mereka lebih mudah bermutasi. Maka dari itu, varian corona terus bertambah seiring dengan banyaknya mutasi. COVID-19 dapat masuk ke sel inang dengan mengikat reseptor ACE yang ada pada epitel paru-paru.Â
Pasien dengan penyakit bawaan seperti diabetes, hipertensi, jantung dan paru-paru lebih rentan mengalami kematian. Hal ini disebabkan karena ekspresi protein ACE-2 dan DPP4 yang tinggi, sehingga virus akan mudah berikatan dengan sistem pernapasan dan virus akhirnya bereplikasi. Berikut ini adalah beberapa makanan yang sedang diteliti untuk mengurangi efek dari COVID-19!
- Teh Hijau tanpa gula. Teh hijau / Camelia sinensis mempunyai kandungan polifenol yang dikenal dengan aktivitas antivirusnya. Polifenol tersebut dapat sebagai inhibitor / penghambat terhadap protease utama (Mpro) dari virus COVID-19. Mpro merupakan kunci utama replikasi (perbanyakan) virus COVID-19. Maka dari itu, jika replikasi virus terhambat, maka virus tidak mudah memperbanyak diri (Mhtrae. 2020)
- Meniran / Phullanthus niruri. Meniran mengandung alkaloid, flavonoid, lignin, dll. Senyawa phyllantin dan hypophyllatin termasuk senyawa lignin yang dikenal memilki antivirus yang kuat dan antioksidan yang baik. Senyawa tersebut dapat menghambat jalur masuk virus COVID-19 dan mencegah virus bereplikasi (Marhaeny, 2020)
- Labu berduri / Momordica dioica. Tumbuhan tersebut memang dikenal sebagai potensi obat diabetes, antivirus, dan kekebalan. Sehingga dapat merangsang peningkatan sistem imun tubuh dalam melawan penyakit (Sakshi, 2021)
- Bawang putih / Allium sativum. Bawang putih memiliki aktivitas farmakologi seperti antibakteri, antijamur, antioksidan, serta pelindung dari penyakit Alzheimer. Senyawa allisin pada bawang putih berpotensi menjadi inhibitor replikasi virus COVID-19 dan menjadi kandidat menghambat virus korona (Das, 2021)
- Daun salam memiliki kandungan minyak atsiri sebesar 17% dengan kandungan utama eugenol dan methyl chavicol. Senyawa eugenol ini berpotensi sebagai inhibitor Mpro virus COVID-19 (Sekiou, 2020)
- Kunyit / Curcuma longa mengandung metabolit sekunder seperi kurkumin pemberi pigmen kuning. Kurkumin sebagai antivirus dan antiinflamasi yang kuat terhadap sindrom akut yang parah dan penghambatan terhadap sitokin proinflamasi (Zahedipur, 2020).
Ternyata makanan untuk mengurangi efek COVID-19 mudah ditemukan di sekitar kita. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita mencegah dari serangan virus COVID-19 dengan cara selalu cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, memakai masker dan vaksin. Semoga kita selalu diberikan kesehatan!
Sumber:
Das, M. Banerji, etc. 2020. Antivirus activity of Indian medical plants: preventive measure for COVID-19. Journal of Global Bioscience.
Marhaeny, Honey Dzikri, etc. 2020. Phyllathin and hipophyllatin the isolated componds of Phyllanthus niruri  inhibit protein receptor of Corona virus (COVID-19) through in silico approach. Journal of Basic and Clinical Physicology and Pharmacology.
Mhtrae, Susmit, etc. 2020. Antiviral activity of greentea and blacktea polyphenols in prophalaxis and treatment COVID-19-Review. Elsivier Public Health Emergency.
Sakshi, Chavon. 2020. Predictive medicinal metabolites from Momordica diorca against comorbidity related proteins of SARS COV-2 infection. Journal of Biomulecular Structure and Dynamis.
Sekiou, etc. 2020. In silico identification of potent inhibitors of COVID-19 Main Protease (Mpro) and angiostesin converting enzyme eform natural. Chemrxiv.