Komunikasi dalam suatu organisasi harus mengedepankan cara penggunaan kekukasaan yang bijaksana. Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi, mengatur dan bagian yang melekat pada proses organisasi. Kekuasaan tidak melekat pada manusia dan sumberdaya tetapi juga pada struktur sosial itu sendiri. Struktur organisasi diciptakan, dipertahankan dan ditranformasikan melalui proses komunikasi. Komunikasi tidak hanya berlaku sebagai suatu mekanisme kekuasaan, tetapi juga merupakan kekuasaan dalam arti aturan-aturan, praktik-praktik, dan cara pandang dalam wacana yang bersangkutan.
Menurut Boulding (1989), bahwa mempertahankan kekuasaan mungkin bergantung pada pengetahuan kapan untuk menggunakan kekukasaan itu. Dalam komunikasi pembagian kekuasaan terkadang dengan menempatkan posisi orang lain lebih rendah adalah suatu wujud pelaksanaan kekuasaan. Hal ini merupakan suatu isyarat dalam sebuah hubungan yang memaksakan dominasi tanpa sepengetahuan orang yang melakukannya, dan bahkan tidak diketahui dan disadari oleh orang tersebut.
Dalam sebuah komunikasi juga penting dalam penyampaian pesan yang dimana seseorang memaknai suatu pesan yang disampaikan atau yang disebut dengan penciptaan pesan. Bahasa tidak sekedar masalah kecermatan politis sehingga masalah persamaan lebih penting daripada gagasan kecermatan politis. Banyak isu gender (bahasa, seksis, bahasa seksual) yang merupakan isi dari pada kekuasaan. Adanya kesalahpahaman makna dari suatu kata yang terlihat tidak salahnya bagi seseorang, dapat saja dipandang sebagai penindasan oleh orang lain.
Seperti istilah freshman dapat menimbulkan suatu pertentangan. Hal itu disebabkan seseorang akan mengartikan kata tersebut khusus untuk pria sehingga mengabaikan kaum wanita. Pada dasarnya kata tersebut sudah ada dari dulu dan tidak menyangkut jenis kelamin. Kata freshman sendiri sebenarnya sebuah istilah yang menggambarkan seorang pemula seperti mahasiswa baru yang berarti kata tersebut merupakan kata yang umum dan logis untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembagian sebuah kekuasaan dalam komunikasi dapat menjadi kekuasaan positif apabila adanya pembagian, pengembangan dan digunakan secara bijaksana seperti diperbolehkan adanya masukan pendapat yang beraneka ragam dalam pengambilan keputusan sehingga dapat menumbuhkan dan menjamin kondisi yang memberikan kesempatan untuk saling mempengaruhi.
Sumber-Sumber dalam Kekuasaan Organisasi
Menurut Lukes dan Giddens, kekuasaan tidak terletak pada manusia semata-mata tapi dalam struktur sosial yang memungkinkan mereka bertindak. Penggunaan kekuasaan dapat menimbulkan dampak positif dan negatife sehingga, diperlukan pembagian kekuasaan yang efektif untuk menumbuhkan motivasi yang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Adapun sumber-sumber dalam kekuasaan organisasi, diantaranya :
1. Reward power (kekuasaan balas jasa)Â
Kekuasaan yang menggunakan balas jasa untuk mempengaruhi seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Hal ini dapat berupa gaji, upah, bonus, pujian, pengakuan atau penempatan tugas. Namun, jika bawahannya tidak melakukan apa yang diperintahkan pemimpin akan memberikan hukuman.
2. Coercive power (kekuasaan paksaan)Â
