Minggu lalu perayaan hari ini selama sepekan. Di antaranya: TBC, imunusasi, dll. Minggu depan masih ada lagi, hari itu sedunia. Para pengelola program sibuk melakukan kampanye. Membuat seminar, jalan sehat, festival, meramaikan sosmed, dll., demi mengubah perilaku publik.
Tepatkah?
Kampanye perlu menghitung waktu karena intervensi perubahan perilaku memang mengenal timing. Masalahnya, timing publik belum tentu cocok dengan perayaan hari ini itu.
Ahli yang mempelajari timing komunikasi adalah Katy Milkman dari Behavior Change for Good Initiative, The Wharton School, University of Pennsylvania.
Dalam How to Change (2021), dia menekankan momen penting mengubah perilaku, yaitu saat orang berada di clean slate. Semacam fresh start atau awal baru. Seperti papan tulis di kelas yang bersih karena coret-coretannya telah dihapus. Saat itu, orang sedang menatap ke depan, dan melupakan beban (pikiran) masa lalu sehingga perubahan lebih mudah dilakukan.
Salah satu kasus yang ditelitinya adalah SIDS.
Ada masa di mana penyebab utama kematian bayi di Amerika Serikat adalah kematian mendadak (SIDS - Sudden Infant Death Syndrome), yaitu saat bayi bawah 1 tahun sedang tidur. Di awal 90-an para peneliti akhirnya menemukan risiko SIDS bisa berkurang separuh hanya dengan menidurkan bayi terlentang (bukan miring atau telengkup).
Maka, meluncurlah Kampanye Back to Sleep, edukasi bagi orang tua untuk menidurkan bayi terlentang (back = punggung). Kemkes-nya Amerka ramai pasang iklan di TV, Radio; menyebar poster, pamphlet, dan tentu saja, edukasi di layanan-layanan kesehatan.
Hasilnya sukses! Risetnya, orang tua yang menidurkan bayinya terlentang, naik 4x, dari 17% ke 73%.
Apakah karena publik memandang isunya penting, urusan hidup mati bayi?