pola konsumsi dan pengeluaran rumah tangga, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi keputusan individu dalam mengelola pendapatan dan sumber daya keuangan mereka. Menurut Yuliana Sudermi (2007: 133) mengatakan bahwa pendapatan merupakan penerimaan seseorang sebagai balas jasa dalam proses produksi baik berupa upah, bunga, sewa, maupun laba tergantung pada faktor produksi yang dilibatkan pada proses produksi.
Dalam menganalisisPendapatan memainkan peran kunci dalam menentukan pola konsumsi rumah tangga. Ketika pendapatan meningkat, kecenderungan konsumen untuk membeli barang dan jasa yang lebih mahal atau mewah akan lebih besar. Sebaliknya, ketika terjadi penurunan pendapatan, rumah tangga cenderung membatasi pengeluaran pada kebutuhan dasar.
Preferensi konsumen juga berperan penting. Perubahan tren, gaya hidup, atau kesadaran lingkungan dapat mengarahkan individu untuk memilih produk yang lebih sesuai dengan nilai-nilai atau preferensi mereka. Preferensi konsumen menurut Kotler (1997) adalah pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Preferensi dapat diartikan sebagai sikap seseorang terhadap sesuatu, sering kali diungkapkan dalam proses pengambilan keputusan yang jelas. Di sisi lain, kata suka dapat diartikan sebagai penilaian analitis dalam hal menyukai atau tidak menyukai sesuatu.
Contohnya Perubahan dalam tren konsumsi dan gaya hidup rumah berpengaruh signifikan terhadap pola konsumsi rumah tangga. Misalnya, adopsi gaya hidup sehat dapat menggerakkan konsumen untuk membeli produk-produk kesehatan, makanan organik, atau berpartisipasi dalam kegiatan olahraga tertentu. Tren lingkungan juga mempengaruhi preferensi konsumen, mendorong mereka untuk memilih produk yang ramah lingkungan. Pola konsumsi dan pengeluaran rumah tangga memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi mikro. Saat rumah tangga mengurangi pengeluaran, dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi lokal karena menurunnya permintaan terhadap barang dan jasa. Sebaliknya, ketika pengeluaran meningkat, ini dapat memicu pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan permintaan.
Menurut Harman Malau (2017:217) perilaku konsumen adalah tingkah laku tentang individu, kelompok, atau organisasi dan proses yang mereka gunakan untuk memilih, mengamankan, menggunakan, dan membuang produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk kepuasan. Sedangkan Menurut Kotler dan Keller (2016) perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Dari pengertian diatas perilaku konsumen merupakan tingkah laku tentang individu, kelompok, atau organisasi dalam memilih atau menggunakan sesuatu untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. maka, Perilaku konsumsi dan investasi dari rumah tangga juga mempengaruhi keseimbangan ekonomi. Ketika lebih banyak pendapatan dialokasikan untuk investasi seperti tabungan atau investasi jangka panjang, itu bisa memperkuat fondasi ekonomi mikro. Namun, bila konsumsi lebih dominan, hal ini mungkin meningkatkan permintaan tetapi juga dapat menimbulkan risiko finansial bagi rumah tangga.
Pola konsumsi dan pengeluaran rumah tangga menjadi cermin dari dinamika ekonomi mikro. Analisis mendalam terhadap perilaku konsumen dan pengeluaran mereka memberikan wawasan yang berharga bagi kebijakan ekonomi, memungkinkan pemerintah dan lembaga terkait untuk merancang kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang seimbang, stabil, dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H