Kebangkrutan Ultra Mikro (UMi) merupakan hal yang sering terjadi dan menjadi indikator adanya kelemahan dalam pengelolaannya. Para pelaku UMi sering tidak memperhatikan faktor faktor yang diperlukan untuk tetap survive dalam berbisnis. Hal tersebut juga sering terjadi di Kabupaten Semarang.Â
Ketidakmampuan manajemen UMi memahami proses bisnis karena ketiadaan business plan. Business Plan diketahui dapat membantu memberikan pemahaman dan gambaran dalam perencanaan dan pengelolaan bisnis untuk dapat naik kelas. Berdasarkan rincian permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku UMi maka dapat diketahui bahwa problematika yang dihadapi sangat komprehensif.
"Sosialisasi dan bimbingan teknis serta penguatan business plan menjadi salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk meminimalkan masalah kebangkrutan yang dialami UMi." Jelas Muhammad Khafid selaku ketua tim Pengabdi Program Inkubasi Bisnis Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Semarang kepada media, Minggu (6/8). Pelatihan pembuatan Business Plan dengan menggunakan Aplikasi Excel dilakukan oleh gabungan tim dari FEB Unnes yang terdiri dari Prof. Dr. Muhammad Khafid, Msi; Maylia Pramono Sari, SE, MSi, Akt; Agung Yulianto, SPd, Msi; dan Fitrarena Widhi Rizkyana, SE, MAk, Ak. Pelatihan ini dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek, seperti aspek pemasaran, aspek produksi, aspek organisasi, dan aspek keuangan.
Kegiatan ini diadakan di Desa Branjang, Kabupaten Semarang yang diikuti oleh 16 peserta pelaku bisnis UMi di wilayah Kabupaten Semarang. Kegiatan diawali dengan diberikan sosialisasi mengenai business plan dan dilanjutkan dengan bimbingan teknis berupa pelatihan pembuatan business plan tersebut.Â
Program Pengabdian pada masyarakat khususnya kepada pelaku bisnis UMi ini diharapkan dapat membantu UMi dalam mengembangkan usaha kedepannya; membuka kesempatan untuk mendapatkan permodalan dari investor; menentukan keputusan; mengembangkan ide-ide usaha terencana; dan mampu membantu dalam menghadapi permsalahan yang dihadapi di lapangan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H