Alat ukur pembangunan perekonomian dapat dilihat dari tingkat produksi, tingkat pendapatan dan tingkat konsumsi secara agreratif, proses pembangunan harus dapat membawa setipa individu untuk merasakan happiness atas segala aktivitasnya yang mendorong pada kemajuan bangsa. Pembangunan harus dipahami secara multidimensional yang melibatkan beberapa aspek sekaligus melalui perencanaan yang matang dalam sistem perekonomian negara.
I. Teori Tahap-Tahap Linier
Para ekonom pada tahun 1950-an hingga 1960-an memandang proses pembangunan sebagai tahapan pertumbuhan ekonomi yang saling berkaitan antar satu tahap ke tahap yang selanjutnya. Pembangunan diidentikan dengan pertumbuhan ekonomi agregat secara cepat. Selain itu, dalam teori ini juga menjelaskan peranan pemerintah dalam perekonomian walaupun konsep konsep neoklasik seperti pasar bebas, otonomi sektor swasta tetap berjalan secara normal.
1.1 Tahap-tahap pertumbuhan Rostow
Politik perang dingin yang berkobar pada tahun 1950-an dan 1060-an yang memicu persaingan sengit di kalangan negara-negara besar untuk mencari pengikut setia dikalangan Negara-negara yang baru saja merdeka, maka muncullah model-model pertumbuhan ekonomi bertahap (stages-of-growth model of development). Rostow membagi proses perkembangan ekonomi suatu Negara menjadi lima tahap; (1) perekonomian tradisional, dengan tingkat pendapatan masyarakat yang rendah dan perekonomian yang stagnan (2) prakondisi tinggal landas, dimana kondisi pertumbuhan dipersiapkan (3) tinggal landas, permulaan bagi adanya pertumbuhan perekonomian secara berkelanjutan (4) menuju kedewasaan, tahap meuju kematangan perekonomian dan (5) konsumsi massa tinggi, tahapan produksi, pendapatan dan konsumsi tingkat tinggi.
1.2 Model pertumbuhan Harrod-Domar
Sebuah model yang menunjukan hubungan fungsional secara ekonomis antara variable- variable perekonomian, pada intinya tingkat pertumbuhan GNP (g) pada suatu negara dipengaruhi oleh tingkat tabungan nasional (s) dan sebaliknya akan menentukan rasio modal-output (k), sehingga persamaannya adala g = s/k. Agar pembangunan perekonomian bisa tumbuh dengan pesat, maka alokasi GNP yang dipergunakan untuk menabung dan menginvestasikan harus sebanyak mungkin. Semakin banyak ditabung dan di investasikan maka semakin cepat tingkat pertumbuhannya. Akan tetapi, tingkat pertumbuhan maksimal yang dapat dijangkau pada setiap tingkat tabungan dan investasi amat tergantung kepada tingkat produktivitas investasi tersebut
II.Model Perubahan Struktural
Sebuah mekanisme yang memungkinkan Negara – Negara terbelakang untuk mentransformasikan struktur perekonomiannya dari pola pertanian subsisten tradisional menuju ke perekonomian yang lebih modern, lebih berorientasi pada kehidupan kota, lebih bervariasi, memiliki sector industri manufaktur dan jasa yang tangguh. Model perubahan structural tersebut dalam analisisnya menggunakan perangkat-perangkat neoklasik berupa konsep-konsep harga dan alokasi sumber daya, serta metode-metode ekonometri untuk menjelaskan terjadinya proses transformasi.
Teori Pembangunan Lewis
Menurut model ini, perekonomian pada Negara yang terbelakang terdiri dari dua sector, yakni (1) sector tradisional, yaitu sector pedesaan subsisten yang kelebihan penduduk dan ditandai dengan produktivitas marjinal tenaga kerja sama dengan nol- merupakan situasi yang memungkinkan lewis untuk mendifinisikan kondisi surplus tenaga kerja yang ditarik dari sector pertanian dan sector itu tidak akan kehilangan outputnya sedikitpun.(2) sector industry perkotaan , modern ang tingkat produktivitasnya tinggi dan menjadi tempat penampungan tenaga kerja yang ditransfer sedikit demi sedikit dari sector sebstensi .
III. Revolusi Ketergantungan Internasional
Model ketergantungan internasional memandang Negara-negara yang berkembang sebagai korban kekuatan factor kelembagaan, politik, ekonomi, baik yang bersekala domestic maupun internasional. Mereka semua telah terjebak galam ketergantungan dan dominasi Negara-negara kaya.
3.1 Model Ketergantungan Neokolonial
Model yang dalil utamanya adalah keterbelakangan perekonomian pada negara berekembang merupakan akibat dari adanya kebijakan politik, sosial, ekonomi hingga budaya eksploitatif yang dimainkan oleh negara-negara maju.
3.2 Model Paradigma Palsu
Bahwa negara berkembang gagal mencapai kemajuan yang cukup pesat akibat penerapan strategi pembangunan yang keliru tidak sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat untuk mencapai happiness (tidak sesuai dengan potensi, dan biasanya disarankan dari pakar ekonomi barat). Model pembangunan yang lebih menekankan pada akumulasi kapital tanpa memberikan perhatian pada perluasan aspek sosial, lingkungan dan kelembagaan.
3.3 Tesis Pembangunan Dualisme
Dualisme (dualism) adalah sebuah konsep yang dibahas secara luas dalam ilmu ekonomi pembangunan. Konsep ini menunjukkan adanya jurang pemisah yang kian lama terus melebar antara negara-negara kaya dan miskin, serta diantara orang-orang kaya dan miskin pada berbagai tingkat disetiap Negara. Konsep dualism ini terdapat 4 elemen kunci sebagai berikut :
- Disetiap tempat dan konteks, selalu ada sejumlah elemen superior dan elemen inferior
- Koeksistensi tersebut bukanlah suatu hal yang bersifat sementara atau transisional, melainkan sesuatu yang bersifat baku, permanen atau kronis.
- Kadar superiorritas serta inferioritas dari masing-masing elemen tersebut bukan hanya tidak menunjukkan tanda-tanda akan berkurang, melainkan cenderung meningkat.
- Hubungan saling keterkaitan antara elemen-elemen yang superior dengan elemen-elemen lainnya yang inferior tersebut terbentuk dan berlangsung sedemikian rupa, sehingga keberadaan elemen-elemen superior sangat sedikit atau sms sekali tidak membawa manfaat untuk meningkatkan kedudukan elemen-elemen inferior.
IV. Teori pembangunan Neo Klasik
Argument pasar bebas neoklasik adalah keyakinan bahwasanya liberalisasi (pembukaan) pasar-pasar nasional akan merangsang investasi, baik itu investasi domestic maupun luar negri. Model pertumbuhan neoklasik solow merupakan pilar yang sangat mewarnai teori pertumbuhan neoklasik. Pada intinyamodel ini merupakan pengembangan dari formulasi Harrod-Domar, dengan menambahkan factor kedua, yakni tenaga kerja serta memperkenalkan variable independen. Ketiga yakni teknologi, ke dalam persamaan pertumbuhan. Menurut teori pertumbuhan neoklasik tradisional (“Lama”), pertumbuhan output itu selalu bersumber dari satu atau lebih dari tiga factor: kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja, penambahan modal, serta penyempurnaan teknologi.
V. Teori Pembangunan yang baru
Merupakan pengembangan dan modifikasi dari teori petumbuhan tradisional yang khusus untuk dirancang untuk menjelaskan kenapa equilibrium pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang bisa positif dan bervariasi di berbagai negara dan mengapa pula arus modal cenderung mengalir dari negara-negara miskin ke Negara-negara maju meskipun rasio modal-tenaga kerja masih rendah.
Dalam teori modern ini,faktor-faktor produksi yang krusial tidak hanya banyaknya tenaga kerja dan modal,tetapi juga kualitas SDM dan kemajuan teknologi (yang terkandung di dalam barang modal atau mesin), energi, kewirausahaan, bahan baku,dan material. Bahkan,dalam era globalisasi dan perdagangan bebas dunia saat ini,kualitas SDM dan teknologi merupakan dua faktor dalam satu paket yang menjadi penentu utama keberhasilan suatu bangsa dan negara. Selain itu, faktor-faktor lain yang oleh teori modern juga dianggap sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah ketersedian dan kondisi infrastruktur, hukum, serta peraturan ,stabilias poitik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar internasional.(RAB)
Koemala. Noer, Teori-teori Pembangunan : Sebuah Analisis Komparatif, diakses dari : http://mala-only.blogspot.com/2012/01/teori-teori-pembangunan-sebuah-analisis.html, pada tanggal 10 oktober 2013, pukul 18.00
Prof Dr Munawar Ismail SE DEA, Kritik Sosiologis terhadap Kedudukan Individu dalam Teori Ekonomi Neoklasik, diakses dari : http://prasetya.ub.ac.id/berita/Kritik-Sosiologis-terhadap-Kedudukan-Individu-dalam-Teori-Ekonomi-Neoklasik-7754-id.html, pada tanggal 10 oktober 2013, pukul 20.00
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H