Mohon tunggu...
Risal Sadoki
Risal Sadoki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Catatan biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kembali ke Kota (Bagian 6)

12 September 2024   23:28 Diperbarui: 12 September 2024   23:31 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Esok, saya mungkin akan menabung rindu kembali, meningalkan keramaian kampung dan akan berpapasan kembali dengan bisingnya kota. Masih banyak sejuta kenangan di rumah, kampung, kawan kawan, kebun, dan aktivitas aktivitas yang tidak membuka peluang pada kepengecutan dan kesia siaan. Tidak akan hilang sekejap, ia akan tersimpan rapi pada sebuah nama yang di kenal kenangan.

Nada dering HP sering menandakan untuk secepatnya balik ke kampus. Di kampus, pastinya saya akan bertemu kembali dengan dosen yang egois, teman teman yang sebagian besar tahun ini sudah hampir wisuda, serta saya yang masih begini begini saja.

Perihal wisuda, selalu menjadi pertanyaan yang cukup ramai saya dapati ketika berada di kampung. Orang-orang selalu bertanya kapan wisuda, kapan wisuda. Sesekali sesak di dada, terima atau tidak, ocehan demikian sudah menjadi hal yang lumrah di kampung. 

Kepulangan esok mungkin menjadi rahasia bagi kawan kawan di kampung, sama halnya negara yang membohongi rakyat perihal energi baru, sama halnya negara yang setiap waktu diam diam memeras rakyat miskin. 

Beberapa waktu lalu, kampung di sibukan dengan kampenye politik omong kosong, semua spanduk memancarkan perubahan, terang terangan membohongi rakyat dengan kalimat penyelamatan daerah, tim pemenangan dari masing-masing partai politik justru mengambil untung dalam penyelamatan figur yang dia usung. Akh omong kosong. 

Hari ini, esok dan seterusnya mungkin akan lebih parah, momentum pilkada akan menjadi cerita dongeng kedepan. Mengidentifikasi perubahan adalah kenaifan belaka, tidak ada keyakinan yang pasti mengenai itu. 

Pesan saya, jangan terlalu percaya pada meraka yang senantiasa berbicara tentang kemakmuran, apalagi perihal tanah adalah milik rakyat. Suatu saat, mereka adalah orang-orang yang nantinya melegitimasi tanah kita kepada meraka yang punya watak mengisap dan mengeksploitasi. 

Kedepan nanti, tanah kita akan mahal. Tanah kita juga nanti di paksa jual atas nama kemajuan negara. Tak percaya.? Nanti lihatlah. 

Setelah terjadi, Nanti, orang-orang akan belajar mempertahankan tanah. Orang-orang akan percaya bahwa tanah adalah satu satunya hal yang patut di jaga demi kelanjutan hidup yang panjang. 

Nanti, Orang-orang akan tau bahwa tambang maupun geotermal, tidak mampu memberi harapan hidup yang lebih. Setelah itu, semua orang akan yakin bahwa pertanian dan kelautan (nelayan) adalah dua hal yang perlu di pertahanan mati matian. 

__________________________

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun