Mohon tunggu...
Risalino Balu
Risalino Balu Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

penggemar film, beristri 1 dan mempunyai seorang anak laki-laki yang ganteng

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pengendara Motor yang Melawan Arus Sudah Menjadi Budaya?

11 Juni 2015   15:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:06 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(diunduh dari google)

 

pernahkah anda melihat atau mengalami pengendara motor yang melawan arus? kemudian saat pengedara tersebut diperingati malah pengedara tersebut menjawab ucapan lebih keras? 

itulah fenomena yang dihadapi di kota Jakarta, kemacetan bukan hanya karena volume kendaraan bermotor yang bertambah setiap harinya tetapi di tempat tertentu kemacetan bisa disebabkan karena kendaraan yang setia pada jalurnya harus berhadapan dengan pengendara motor yang melawan arus. keadaan ini didukung pula dengan adanya petugas "tidak resmi" yang terdiri dari para pemuda (mungkin berasal dari daerah tersebut) yang mengambil kesempatan mencari segenggam uang receh dari kemacetan yang terjadi dengan alasan membantu supaya lancar.

fenomena ini bukan barang baru dan saya yakin pula pak Polisi mengetahui hal ini, tetapi kenapa sulit sekali mengatur para pengendara motor ini? apakah karena membawa kendaraan yang lebih kecil bisa nyelap nyelip? atau karena melihat kesempatan dalam kesempitan (tidak ada Polisi Lalu lintas)? atau karena ikut-ikutan kendaraan yang didepannya yang bisa searah dan bisa melawan arus? 

tetapi jika kita bertanya ke pengedara bermotor mereka pasti tahu kalau mereka berbuat saah dengan melawan arus, tetapi akhirnya mereka pun akan mencari pembenaran seperti harus pulang cepat-cepat, ga ada polisi yang mengawasi, karena jalurnya lebih macet, atau karena kalau mau putar balik terlalu jauh. Begitu banyak alasan yang diungkapkan sebagai pembenaran tetapi bukan kebenaran.

apakah fenomena melawan arus ini menjadi sebuah kebudayaan tersendiri di kota Jakarta?

pengedara motor yang melawan arus akan menjadi budaya tersendiri walaupun mereka tahu apa yang dilakukan adalah salah dan akhirnya menantang maut. Pengendara motor yang selalu melawan arus di daerah tersebut akan memberikan persepsi bagi pengendara motor lain yang baru pernah lewat bahwa ditempat situ aman, bisa melawan arus dan lebih cepat samapi ditujuan. kesalahan kolektif yang terjadi makin lama akan makin besar dan tumbuh subur di daerah tersebut.

Diperlukan prinsip yang kuat dari seorang pengendara motor untuk tetap pada aturan dan jalurnya dengan tidak melawan arus, untuk tidak berbuat salah secara kolektif (bersama-sama) dan ada kalanya pengendara motor dan mobil yang benar pada jalurnya berani untuk tidak memberikan jalan bagi mereka yang melawan arus dan pada akhirnya yang paling penting adalah diperlukan ketegasan dan pengawasan yang lebih kuat, berkelanjutan (bukan hanya situasional jika ada momen tertentu) oleh Petugas Kepolisian Lalu lintas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun