Mohon tunggu...
Risalatun Mustaghfiroh
Risalatun Mustaghfiroh Mohon Tunggu... Lainnya - Saya Mahasiswi Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

hello I'm here to learn👋

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ilmu Sosial dan Humaniora: Paradigma Integrasi dalam Ilmu Psikologi dengan 3 Epistimologi (Bayani, Burhani, Irfani)

14 Juni 2024   12:48 Diperbarui: 14 Juni 2024   13:31 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilmu Psikologi merupakan salah satu bagian dari ilmu sosial dan humaniora. Paradigma integrasi dalam psikologi berusaha menyatukan berbagai prespektif dan pendekatan dalam ilmu psikologi untuk mencapai pemahaman yang lebih komprehensif tentang perilaku manusia. Psikologi ini berkaitan dengan kejiwaan, kesadaran, perasaan, dan mentalitas atau kondisi fisik seseorang. Dalam psikologi ada beberapa aliran, yaitu

  • Psikoanalisis. Aliran ini berkaitan dengan mimpi atau bisa dikatakan menyelami alam bawah sadar.  Menurut Sigmun Freud mimpi mempunyai makna. Ketika kita bermimpi tentang sesuatu, itu menggambarkan sesuatu yang dirasakan oleh orang tersebut.
  • Behavioris. Aliran ini lebih berpandangan kalau seseorang melakukan sesuatu karena merespon sesuatu yang ada di sekitar. Perilaku kita juga dipengaruhi oleh kebiasaan yang diulang-ulang. Salah satu uji coba yang telah dilakukan oleh Ivan Pavlov yaitu, menguji coba tikus diletakkan di sebuah kotak kemudian diberi makan dengan membunyikan bel dulu, hal itu dilakukan secara berulang. Akhirnya ketika setiap bel berbunyi, tikus tersebut akan mendekat karena dia berpikir akan diberi makan seperti biasanya. Meskipun pemiliknya tidak membawa makanan, dia tetap berpikir bahwa jika lonceng itu berbunyi maka tikus itu akan diberi makan. Jadi, dalam behaviorisme ini, jika kita ingin mengubah perilaku kita bisa dengan menciptakan kebiasaan baru sesuai kondisi seseorang tersebut.
  • Humanistik. Aliran ini berfokus pada pengalaman subjektif dan potensi manusia untuk berkembang. Paradigma ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk yang holistik dan memiliki kebutuhan untuk aktualisasi diri.. Menurut pemahaman Abraham Maslow, ketika seseorang bertindak bukan karena dorongan ingin mendapatkan sesuatu. Tapi karena dia sudah punya motivasi, kesadaran, pilihan dan potensi yang lengkap dalam dirinya.
  • Psikologi positif. selama ini psikologi menangani hal-hal yang bersifat negative seperti penderitaan atau kesengsaraan seseorang.  Jarang psikologi yang fokus pada hal-hal yang membahagiakan. Baginya, psikologi harusnya fokus pada hal ini, tujuannya dalah untuk menjadikan setiap orang menjadi dirinya sendiri yang mempunyai kebahagiaan.

Bagaimana islam memandang psiologi ini? Sebenarnya, dalam alquran tidak ada ayat yang khusus menjelaskan tentang psikologi. Namun, jika ditafsirkan ada banyak ayat yang menuju pada psikologis.

Psikologi berdasarkan 3 epistimologi, yaitu;

  • Bayani (Tekstual): Dalam paradigma psikologi Islam, bayani berperan sebagai sumber pengetahuan yang dianggap sebagai wahyu Allah. Al-Qur'an dan Hadis menjadi dasar bagi pengetahuan psikologi Islam. Contohnya, mempelajari teks-teks suci dan tradisi keagamaan untuk memahami konsep-konsep psikologis seperti jiwa, moralitas, dan spiritualitas. Pengetahuan bayani dapat digunakan untuk melengkapi pemahaman psikologis tentang pengalaman manusia yang tidak mudah diukur secara empiris, seperti pengalaman spiritual atau transenden.
  • Burhani (Realitas): Burhani berperan dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadis untuk memahami psikologi Islam. Contohnya, kajian tentang akhlak dan tasawuf membantu memahami bagaimana psikologi Islam mempengaruhi perilaku manusia. Menggunakan metode ilmiah untuk meneliti fenomena psikologis, seperti eksperimen, observasi, dan survei. Pengetahuan burhani dapat digunakan untuk membangun teori psikologis yang kuat dan teruji secara ilmiah.
  • Irfani (Pengalaman): Irfani berperan dalam mengintegrasikan pengetahuan psikologi Islam dengan pengalaman manusia. Contohnya, kajian tentang kejiwaan dan spiritualitas dalam psikologi Islam mempengaruhi bagaimana manusia memahami dirinya sendiri dan berinteraksi dengan lingkungan. Pengetahuan irfani dapat digunakan untuk memperkaya pemahaman psikologis tentang kesadaran, emosi, dan kreativitas.

Dalam sintesis, paradigma psikologi Islam menggunakan bayani sebagai sumber pengetahuan, burhani untuk menafsirkan dan memahami, serta irfani untuk mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman.

Paradigma integrasi merupakan pendekatan yang berharga untuk memahami perilaku manusia. Dengan mengintegrasikan berbagai perspektif dan pendekatan, paradigma ini memungkinkan para psikolog untuk membangun pemahaman yang lebih komprehensif tentang perilaku manusia dan mengembangkan intervensi yang lebih efektif untuk mengatasi masalah psikologis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun