Mohon tunggu...
Suci Santy Risalah
Suci Santy Risalah Mohon Tunggu... Freelancer - Risalah Husna

Love kids, writing and coffee. English Bachelor. Love mountain and sea.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Membentang Asa, Menyambung Silaturahmi Melalui Tol Cipali (Fakta Seputar Tol Cipali)

3 Agustus 2015   16:30 Diperbarui: 3 Agustus 2015   16:30 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gerbang Tol Cikopo"][/caption]

Mudik telah usai namun cerita mudik rasanya tidak akan pernah habis. Banyak cerita hadir saat mudik berlangsung.  Mulai dari persiapan mudik, arus mudik di jalan, sampai di kampung halaman, silaturahmi, dan akhirnya kembali pada rutinitas saat ini.

Bagi mereka yang mudik ke daerah jawa, pastinya akan kenal dengan Tol yang satu ini. Ya, Tol Cikopo-Palimanan atau Cipali. Tol ini telah menjadi jalur favorit para pemudik pada tahun ini untuk bisa sampai di kampung halaman. Sebut saja Rusi, pemudik asal Bekasi yang akan mudik ke Gunung Kidul, Jogjakarta. Ia merasakan betul bahwa Tol Cipali telah membuat perjalanan mudik bersama keluarga kecilnya lebih cepat. Sambil tersenyum ia bercerita bahwa Tol Cipali sangat keren.  Mulus dan bebas hambatan. Kalaupun padat, hanya terjadi di pintu keluar Tol Palimanan. Rest Area yang disediakan pun sangat nyaman.

Rusi sempat bertanya pada saya sebelum perjalanan mudiknya. Ia tahu bahwa saya pernah mengeksplorasi Tol Cipali bersama Kompasiana pada awal Juli yang lalu. Ia melihat foto-foto di twitter dan facebook saya. Dan, ia sangat antusias bertanya ini itu. Saya sangat senang hati menjelaskan seputar Tol Cipali berdasarkan apa yang pernah saya lihat dan rasakan. Bahkan Rusi pun membagikan tulisan reportase saya di Kompasiana di Timelinennya. Dengan harapan banyak teman-temannya yang ikut mengetahui seputar Tol Cipali.

Berbekal apa yang saya jelaskan, ia pun bersama suami dan kedua anaknya berani melewati Tol Cipali.   Dan Rusi pun membuktikan bahwa Tol Cipali memang jalur yang paling tepat dilalui untuk mudik. 

Cipali, Sebuah Asa yang Membentang

Tol Cipali mulai dibangun pada 1 Februari 2013. Membentang melewati 5 kabupaten sekaligus. Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon. Cipali juga memiliki 7 (tujuh) simpang susun, yaitu: simpang susun Cikopo, Kalijati, Subang, Cikedung, Kertajati, Sumberjaya dan Palimanan.

Tol Cipali memiliki panjang 116,75 kilometer dan dinobatkan sebagai tol terpanjang di Indonesia. Dan, Cipali merupakan bagian dari sistem jalan tol Trans Jawa yang membentang dari Merak hingga Banyuwangi.

Tol teranyar ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 Juni 2015. Walau masih seumur jagung, Cipali sudah membuat banyak orang jatuh hati. Kenapa begitu? Karena Cipali telah membuat ritual tahunan para pemudik menjadi lebih lancar dan cepat.   

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjuk PT Lintas Marga Sedaya (LMS) sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dalam pembangunan dan pengoperasian Tol Cipali. Pembangunan jalan Tol Cipali itu sendiri selesai lebih cepat dari target yang ditetapkan. Semuanya berkat kerjasama yang baik dari semua pihak.

Pembangunan Tol Cipali sudah dimulai pada 1 Februari 2013. Dibangun secara bersamaan di 6 seksi: Cikopo-Kalijati, Kalijati-Subang, Subang-Cikedung, Cikedung-Kertajati, Kertajati-Sumberjaya, Sumberjaya-Palimanan.

Jalan Tol Cipali sendiri merupakan salah satu Tol Trans Jawa yang menjadi sebuah cita-cita. Cita-cita yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.  Sejak 200 tahun yang lalu, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels, telah melakukan upaya untuk menghubungkan ujung barat dan timur jawa. Ia mulai membangun Jalan Raya Pos dari Anyer (Banten) ke Panarukan (Jawa Timur). Kini, secara perlahan, kedua ujung Jawa itu akan kembali disambungkan dengan jalan bebas hambatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun