Kau berjalan penuh wibawa
Menempati singgasana di sudut ruangan
Jemari lentikmumenari bersama kebanggaan
Lembar demi lembar berserakan sia-sia
Matamu tak lagi terlelap
Singgasanamu merupakan puncak kenikmatan
Kini… pelitamu redup ditelan masa
Kau pun terkulai lemas tanpa daya
Kini… kau baru tersadar
Bahwa singgasanamu tak lagi menjanjikan kepingan-kepingan syurga
Seperti yang pernah kau lukis di masa muda
Dengan penuh keindahan semata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!