Mahasiswa IPB University berhasil membuat inovasi NEOLOF (Neglasari Liquid Organic Fermentor) merupakan fermentor yang memiliki fungsi mampu mempercepat proses pembuatan pupuk organik cair. Inovasi ini berawal dari masalah penumpukan limbah jambu kristal afkir yang tidak termanfaatkan di lokasi Desa Neglasari. Salah satu ketua Kelompok Mukti Tani Jaya Farm yaitu Kang Amay merasakan permasalahan tersebut yang akhirnya berdampak terhadap penurunan jumlah hasil panen pada jambu kristal. Hingga saat ini jambu kristal yang dihasilkan masih menjadi permasalahan bagi mitra disebabkan belum adanya terknologi pengolahan tepat guna dalam menangani limbah jambu kristal. Disisi lain, diketahui pula bahwa pengolahan jambu kristal afkir menjadi suatu produk kreatif merupakan bentuk tanggungjawab dalam melakukan produksi dan konsumsi seperti yang tertera dalam SDGs 12 guna mengurangi food loss yang terjadi. Pengelolaan limbah jambu kristal yang baik dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular dapat menjadi solusi dalam meningkatkan profit mitra. Oleh karena itu adanya alat ini dapat menjadi solusi bagi mitra dalam mengolah jambu kristal afkir menjadi pupuk organik cair yang bernilai jual dan juga dapat dimanfaatkan sendiri untuk perkebunan mitra.. Selain membuat inovasi alat untuk POC (pupuk cair organik) Tim PKM-PI IPB  juga  membuat alternatif lain untuk pengolahan limbah jambu kristal yaitu dengan mengolah limbah jambu kristal menjadi ecoenzym dan produk turunannya.. Diharapkan produk turunan yang dihasilkan dapat bernilai jual dan kembali memberi profit untuk mitra.
Inovasi dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-PI) IPB University hadir dengan nama alat NEOLOF yang dibimbing oleh dosen pendamping Dr. Fahim Muchammad Taqi, S.TP, DEA. Tim ini diketuai oleh Veronica Conny Maggy dari mahasiswa Fakutas Teknologi Pertanian dan didampingi oleh empat anggota yaitu Hanif Uswa Afif, Mochamad Savin Armawan, Chandrika Maharani Aprelene dan Risa Fatima Zahra. Alat inovasi fermentor yang dibuat oleh Tim PKM-PI Mahasiswa IPB ini telah dilengkapi dengan mesin pencacah dan agitator yang dapat mempermudah proses pengadukan. Selama proses fermentasi, POC tersimpan di dalam drum. Proses fermentasi dikontrol dengan oleh termostat sebagai pengaturan suhu yang terletak di kontrol panel. Selain itu terdapat heater untuk memaksimalkan proses fermentasi. Alat ini masih dalam proses pengembangan sebelum diimplementasikan ke mitra. Setelah diimplementasikan diharapkan dapat mengatasi permasalahan mitra yang selama ini terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H