Karanggatak, Boyolali (11/08)- Pelaksanaan KKN Pulang Kampung yang dilakukan oleh mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro tetap berjalan di tengah pandemi COVID-19 tepatnya di Desa Karanggatak, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali. Kegiatan KKN Program I (Bertema COVID-19) dan Program II (Bertema SDG’s / Suistainable Development Goals) telah dilaksanakan. Sasaran peserta dari pelaksanaan kedua program tersebut yaitu Ibu-ibu PKK Desa Karanggatak.
Program pembuatan hand sanitizer secara mandiri berbahan alami dari ekstrak daun sirih dan jeruk nipis dilatarbelakangi oleh munculnya wabah COVID-19 yang mengakibatkan kelangkaan persediaan bahan dasar utama yang bersifat antiseptik yaitu etanol atau alkohol. Penggunaan daun sirih sebagai bahan hand sanitizer merupakan langkah perlindungan dari luar untuk pencegahan terhadap wabah COVID-19 karena memiliki sifat antiseptik. Daun sirih mudah mengalami oksidasi, maka perlu ditambahkan jeruk nipis sebagai zat antioksidan.
Program KKN sosialisasi dan pembuatan hand sanitizer telah dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Juli 2020 pada pukul 13.00-14.30 WIB. Peserta yang hadir hanya berjumlah 9 orang dari 10 orang terget peserta. Ibu-ibu PKK sebelumnya sudah diberi informasi agar memakai masker dari rumah ketika mengikuti kegiatan KKN pembuatan hand sanitizer. Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro terlebih dahulu memberikan sosialisasi tentang COVID-19, manfaat hand sanitizer dan kaitan antara kedua hal tersebut agar Ibu-ibu PKK mempunyai gambaran mengenai program pembuatan hand sanitizer. Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro kemudian membagikan pamflet panduan cara membuat hand sanitizer dari bahan daun sirih dan jeruk nipis serta mempraktikkan cara pembuatannya. Ibu-ibu PKK terlihat sangat antusias, hal ini dilihat dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul terkait program pembuatan hand sanitizer. Harapan dari terlaksananya program pembuatan hand sanitizer berbahan daun sirih dan jeruk nipis ini agar dapat menyadarkan masyarakat Desa Karanggatak untuk lebih peduli terhadap kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19 semakin meluas serta dapat menggerakkan masyarakat Desa Karanggatak untuk memanfaatkan potensi daun sirih dan jeruk nipis sebagai produk hand sanitizer.
Di masa pandemi COVID-19, perlu berbagai upaya perlindungan dari dalam untuk meningkatkan imunitas agar tubuh mampu bertahan dalam menghadapi berbagai penyakit. Salah satu langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan potensi tumbuhan obat yang dapat dibudidayakan di tiap-tiap rumah. Tumbuhan obat berkhasiat bagi kesehatan salah satunya untuk meningkatkan daya tahan tubuh di masa COVID-19.
Program KKN sosialisasi dan praktik budidaya tumbuhan obat telah dilaksanakan pada hari Selasa, 28 Juli 2020 pada pukul 13.00-14.30 WIB. Peserta yang hadir hanya berjumlah 8 orang dari 10 orang terget peserta. Ibu-ibu PKK sebelumnya sudah diberi informasi agar memakai masker dari rumah ketika mengikuti kegiatan KKN budidaya tumbuhan obat. Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro terlebih dahulu memberikan sosialisasi mengenai apa itu tumbuhan obat dan manfaatnya, agar Ibu-ibu PKK mempunyai gambaran mengenai pentingnya membudidayakan tumbuhan obat di pekarangan rumah. Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro kemudian membagikan poster manfaat membudidayakan tumbuhan obat serta mempraktikkan cara menanam tumbuhan obat. Tumbuhan obat yang ditanam antara lain ada jahe merah, kunyit, dan sereh. Media tanam yang dipakai yaitu bahan yang mudah didapat serta sudah disesuaikan dengan kondisi Desa Karanggatak. Adapun bahan-bahan media tanam antara lain tanah, sekam (kulit beras) dan pupuk organik dari kotoran kambing dengan perbandingan 2 : 1 : 2. Â Pot yang digunakan yaitu menggunakan wadah bekas minyak goreng, hal ini sekaligus memanfaatkan barang-barang bekas yang sudah tidak dipakai menjadi barang yang bernilai guna.
Harapan dari terlaksananya program budidaya tumbuhan obat yaitu agar dapat menggerakkan masyarakat Desa Karanggatak untuk mempraktikkan budidaya tumbuhan obat di pekarangan rumah masing-masing sekaligus dapat meningkatkan ketrampilan, hal ini sebagai upaya untuk melestarikan potensi tumbuhan obat yang belum banyak dibudidayakan di Desa Karanggatak.
Penulis : Risa Arum Mawarni
Editor : Dr. Ir. Martini, M.Kes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H