Mohon tunggu...
Risa Adelia
Risa Adelia Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa universitas pamulang

perkenalkan aku Risa Adelia biasa dikenal Risa,orang terdekatku memanggil aku ica.Aku Manusia yang belum sempurna masih banyak kekurangan apalagi di mata lawan jenis,tetapi seiring berjalannya waktu hidup terus mengalir dan masih diberi kesehatan oleh Allah swt maka kita harus tetep bersyukur apa yang ada ,kita harus tetap bangkit dari kenyataan hidup ini dan mengurangi kekurangan kita perlahan tapi pasti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Pada Masa Kini Terkait Kasus Agus Buntung

20 Desember 2024   09:04 Diperbarui: 20 Desember 2024   09:04 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu elemen penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Di tengah berbagai tantangan globalisasi, pendidikan ini menjadi kunci untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, cinta tanah air, dan peduli terhadap kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan kewarganegaraan tidak sekadar membahas teori tentang hak dan kewajiban warga negara, tetapi juga menjadi landasan untuk membangun pilar-pilar kehidupan yang mendukung keutuhan bangsa. Serta penghayatan terhadap norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

Sebagai contoh nyata, pelanggaran norma susila, terlihat dalam kisah seorang penyandang disabilitas yang bernama I Wayan Agus Suartama atau yang dikenal dengan Agus buntung, pria asal Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan pelecehan terhadap 15 orang, termasuk anak anak dibawah umur, Kasus yang melibatkan Agus Buntung telah memicu spekulasi dan menimbulkan berbagai pertanyaan besar di kalangan masyarakat. Banyak yang bertanya-tanya, bagaimana mungkin seorang yang merupakan penyandang disabilitas, yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan perhatian lebih, justru terlibat dalam tindak pelecehan seksual. Menurut keterangan kepolisian, Agus memanfaatkan manipulasi emosional dan ancaman psikologis untuk memaksa korban mengikuti keinginannya. Sikap tersebut mencerminkan lemah nya kesadaran pelaku terhadap nilai-nilai moral, susila, hukum dan etika sosial.

Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa, Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran yang sangat strategis dalam menekan angka pelecehan seksual di Indonesia. Dengan membangun kesadaran akan pentingnya norma-norma sosial, hukum, dan moral, pendidikan ini dapat membentuk individu yang menghormati hak asasi manusia dan menciptakan lingkungan yang lebih aman. Sinergi antara pendidikan formal, keluarga, dan masyarakat menjadi kunci untuk memastikan pendidikan kewarganegaraan dapat diimplementasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun