Mohon tunggu...
Risa Novia Wati
Risa Novia Wati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (Universitas Negri Yogyakarta)

Hoby menulis cerita pendek, dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menciptakan Kehidupan Bermakna Melalui Seni Budaya Indonesia

20 Januari 2023   08:39 Diperbarui: 20 Januari 2023   08:48 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pendahuluan

Lahirnya bidang psikologi positif pada tahun 1998 oleh Martin E.P Seligman. Pada saat itu beliau menjabat sebagai presiden American Psychological Association. 

Menurut martin E.P Seligman (2005) mengungkapkan bahwa psikologi tidak hanya membahas mengenai kerusakan, kelemahan, penyakit tetapi dalam bidang ilmu psikologi juga membahas mengenai kebijakan, kekuatan dan kebahagiaan. 

Oleh karena itu psikologi positif adalah suatu ilmu yang membahas mengenai bagaimana membuat kehidupan manusia lebih berharga. Yang perlu diketahui dalam psikologi positif bukan untuk menghilangkan kelemahan, penderitaan, gangguan jiwa tetapi lebih focus untuk membangun kesejahteraan, memperkaya, untuk memahami pengalaman-pengalaman manusia.

Dengan demikian psikologi positif saat itulah lahir sebagai satu bidang keilmuan yang fokus terhadap pengaruh positif dalam kehidupan seseorang. Semua orang harus mulai bisa meyakini dirinya sendiri bahkan orang di sekitarnya bahwa seluruh manusia bukan hanya memiliki permasalahan dalam psikologis saja, tetapi banyak kelebihan yang ada di dalam diri setiap individu untuk bisa dioptimalkan dengan mengerjakan suatu hal yang baik disetiap kegiatannya dan individu sendiri yang dapat mengatur hal tersebut.

Oleh sebab itu, dengan datangnya psikologi positif individu dapat menjadikan dirinya lebih optimal dalam menciptakan emosi positif, menguatkan kekuatan karakter, menjadikan hidup lebih bermakna, puas dalam menjalani kehidupan, serta dapat menentukan arah tujuan hidupnya untuk masa depan. 

Yang artinya psikologi positif dapat mendukung setiap individu untuk mengatur emosi negative dalam dirinya dan fikiran-fikiran negative yang ada dalam dirinya.

B. Makna Psikologi Positif di Indonesia

Di negara Indonesia beberapa tahun terakhir ini mulai terbuka mengenai adanya bidang ilmu baru yakni psikologi positif. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kegiatan-kegiatan di bidang ilmu yang menerapkan ilmu psikologi positif diantaranya ada di dunia kerja, dunia pendidikaan, budaya dan baru-baru ini muncul di dunia olahraga.

Dalam penelitian (Hasan, Herawati, & Lisnawati, 2022) di dunia kerja di Indonesia mulai mengimplementasikan psikologi positif dengan beberapa kegiatan diantaranya dengan kegiatan seminar karyawan, pelatihan untuk karyawan, mutasi, produktivitas dalam bekerja, budaya di perusahaan, kerja sama yang baik bersama sesama tim kerja, menebar kebaikan di kantor dan workshop baik secara internal maupun eksternal yang bertujuan untuk mengembangkan serta meningkatkan potensi-potensi secara konsisten dalam diri karyawan. 

Selain dalam dunia kerja di dunia Pendidikan juga menerapkan berbagai nilai psikologi positif dalam kegiatan-kegiatan diantaranya dengan diaadakannya kegiatan ekstrakulikuler sebagai wadah kemampuan setiap siswa. Setiap siswa diperbolehkan memilih ekstrakulikuler tersebut sesuai yang ia minati dan sesuai bakatnya masing-masing.

Sementara itu, cangkupan psikologi positif sudah luas sampai pada budaya banyak sekali kegiatan yang menerapkan bidang psikologi positif diantaranya dengan adanya rumah adat setiap suku dan daerah, tarian daerah, Ritual dalam pernikahan, kegiatan menganyam Bersama yang bertujuan untuk mengeksplorasi kemampuan-kemampuan yang di miliki oleh masyarakat dan membuat kehidupan masyarakat lebih bermakna dengan mengoptimalkan kemampuannya di bidang yang mereka miliki.

Dengan adanya kegiatan tersebut Pemerintah sangat mengharapkan dapat menunjang dan mengedukasi masyarakat untuk lebih mengenali psikologi positif. 

Bahkan tidak hanya mengenali semata namun menerapkan ilmu-ilmu di bidang psikologi positif yang nantinya dapat meningkatkan kesejahrteraan masyarakat, kebahagiaan masyarakat di Indonesia. Bukti nyata bahwa psikologi positif memiliki makna penting di Negara Indonesia adalah dengan adanya Lembaga Asosiasi Psikologi Positif di Indonesia.

Berkaitan dengan hal tersebut menurut (Pedhu, 2022) adanya faktor-faktor yang mempengaruhi terciptanya sebuah kesejahteraan diantaranya dukungan sosial, religiusitas, usia, jaringan sosial, status ekonomi, jenis kelamin, kepribadian dan budaya. Beberapa faktor tersebut. Dengan terciptanya sebuah kesejahteraan di masyarakat maka dapat secara penuh pemahaman psikologi positif.

C. Menciptakan Kehidupan Yang Bemakna Melalui Seni Budaya di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keanekaragaman di beberapa daerahnya. Keragaman budaya di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing dengan perbedaanya baju adat, Bahasa, rumah adat serta norma-norma yang berlaku disetiap daerahnya. 

Berkaitan dengan hal tersebut masyarakat Indonesia dan pemerintaah yang selalu berupaya untuk mewujudakn kesejahteraan masyarakat. 

Dengan melakukan berbagai cara diantaranya adanya UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Dengan demikian, perlu adanya pemikiran yang sejalan antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat itu sendiri.

Menciptakan kehidupan yang bermakna di setiap individu pasti memiliki cara yang berbeda-beda. Terdapat beberapa pandangan arti kehidupan yang bermakna diiantaranya ada yang menafsirkan tingkatan individu melakukan kegiatan dengan penuh makna misalnya dalam pekerjaan ia merasaakan kebahagiaan, dalam membantu seseorang menjadikan dirinya semakin bermakna, ada juga yang memiliki pandangan ketika ia bisa melakukan sesuatu hal dapat berguna untuk orang lain dan dirinya sendiri. pandangan-pandangan yang berbeda tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya bagaimana gaya lingkungannya menilai, dan bagaimana norma-norma yang ada di lingkungan.

Hal diatas di dukung oleh Literatur Frankl (Ma'ruf, 2019) yang menunjukkan kebermaknaan hidup adalah suatu hal yang dianggap peting, bernilai sehingga dijadikannya untuk tujuan hidup. Selain itu dalam (DR, 2018) mendefinisikan makna hidup adalah suatu motivasi, harapan seseorang dalam menjalani kehidupannya yang bersifat berubah-ubah, personal serta sesuai kondisi yang sedang dialaminya. 

Dalam menjalaninya individu juga harus bertanggung jawab dalam melewatinya dan berusaha agar kehidupannya lebih merasakan kebahagiaan dan berarti. Maka hidup yang bermakna adalah individu yang mencapai tinggal tertinggi merasakan kebahagiaan dan penuh arti ketika melakukan suatu hal dan didukung oleh lingkungan sekitar.

Ada beberapa cara menikmati kehidupan agar lebih bermakna yaitu dengan menentukan tujuan hidup setiap individu, mensyukuri hal-haal kecil yang hadir dalam kehidupan, menghindari orang-orang yang toksik, selalu berterimakasih pada diri sendiri, jangan baandingkan diri sendiri dengan orang lain, selalu membangun kebermnafaatan untuk orang lain, mencari kehidupan berupa kaasih saying, spiritual, pengetahuan jangan hanya materi semata-mata, meluangkan beberapa waktu untuk berkumpul dengan orang yang di sayang, melakukan kegiatan yang disukai, menikmati proses perjuangan dalam mencapai cita-cita, menjadikan diri lebih berani memutuskan, dan lupakanlah masa lalu.

Kebermaknaaan hidup diantara salah satunya adalah dengan kebahagiaan. Kebahagiaan menjadi masalah terpenting dalam kehidupan. Seseorang yang telah mencapai kebahagiaan keadaan dirinya akan mencapai ketenangan ketika sedang melakukan hal yang akan dikerjakan. Tidak hanya dibuktikan dengan perilakunya yang tenang melainkan dibuktikan dengan fikirannya atau perasaannya ditandai kesenangan. (Bagus Brahma Putra & Sudibia, 2018)

Kebahagian juga sering diartikan sebagai tujuan akhir dalam kehidupan seseorang. Jika kebahagiaan sebagai tujuan akhir dalam kehidupan oleh sebab itu seseorang harus mampu memiliki sikap terhadap hidupnya dengan sikap positif. Karena dengan adanya sikap positif yang dimunculkan dari dirinya maka akan membuat suatu hubungan. Kehiatan dan yang lainnya menjadi kehidupan yang positif juga. 

Oleh sebab itu, kebahagiaan bukan cita-cita yang memang harus terwujud dengan beberapa perjuangan melainkan kebahagiaan adalah proses dari kehidupan yang sebelumnya kurang baik menjadi baik dan memiliki kepuasaan untuk jangka Panjang.

Menurut Seligman (Hafiza & Mawarpury, 2018) mengungkapkan bahwa kebahagiaan terdapat dalam 3 aspek diantaranya:

  • Kepuasaan Kehidupan (pleasant life) setiap individu yang merasakan kebahagiaan dalam kehidupannya adalah iia yang merasakan pengalaman menyenangkan yang lebih tinggi dari pada yang tidak menyenangkan serta memiliki potensi untuk meningkatkan kebahagiaan dimasa yang akan datang.

  • Kehidupan yang bermakna (meaningful life) setiap individu yang dapat menerima serta memaknai kehidupan yang dilaluinya adalah kehidupan yang berarti bahkan hidup yang sudah dilewati dijadikan sebuah pengalaman yang berarti dan dapat dimengerti. Kehidupan yang bermakna perlu adanya hubungan secara positif dan memiliki keterlibatan secara aktif. Dengan hal ini setiap individu tidak hanya memikirkan kebahagiaannya sendiri saja melainkan dengan orang lain juga.

  • Keterlibatan diri (engaged life) dalam hal ini setiap individu melibatkan seluruh yang ada dalam dirinya diantaranya kognitifnya, emosinya, fisiknya untuk melakukan aktivitas yang dikerjakan. Keterlibatan secara penuh ini tidak hanya dalam karir saja melainkan aktivitas Bersama lingkungannya seperti dengan kedua orang tuanya dan saudaranya.

Selain itu dalam kebahagiaan juga memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan diantaranya banyak hal seseorang bisa merasakan kebahagiaan terutama dalam dunia pekerjaan, faktor yang dapat memunculkan kebahagaiaan menurut seligman adalah:

  • Faktor internal yang meliputi kepuasaan akan masa lalu, optimis akan masa depan, dan kebahagiaan pada masa sekarang.
  • Faktor eksternal meliputi uang, perkawinan, kehidupan sosial, usia, Kesehatan, penddidikan, iklim, agama, jenis kelamin, ras, dan emosi negative.

Dengan demikian masyarakat Indonesia perlu adanya dobrakan baru menciptakan kebahagiaan agar lebih merasakan kehidupan yang bermakna melalui nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia. Emosi yang dialami setiap individu saat ini sering dinilai sebagai emosi yang bersifat universal (Bagus Brahma Putra & Sudibia, 2018). Peran budaya pada setiap individu sekarang ini menekankan peran yang sangat penting dengan adanya interaksi masyarakat dan kegiatan harian yang ada di masyarakat. Kerbermaknaan serta wujud tersebut adalah merealisasikan dari way of life local dengan cara keseluruhan mengartikan suatu budaya.

Para ahli yang terjun dalam penelitian budaya berpendapat bahwa emosi seseorang bukan hasil respon sekaligus yang dilakukan seseorang melaainkan, emosi merupakan tertanam dan terletak pada budaya tertentu (Bagus Brahma Putra & Sudibia, 2018). Dalam hal ini mengungkapkan bahwa makna kehidupan seseorang bervariasi antar budayanya. Dengan demikian orang-orang di setiap budayanya masing-masing dapat mengelompokannya berdarkan pengalaman positif dan jeniss peristiwanya.

Contoh nilai-nilai budaya yang dapat meningkatkan kebahagian serta menciptakan kehidupan lebih bermakna diantaranya:

  • Pada orang-orang jawa, sudah tradisi turun temurun dari Ki Ageng Suryomentaram di turunkan ilmu (Akhtar, 2018):
  • Mengenai keinginan (karep) seseorang yang memiliki keinginan tidak berharap terlalu tinggi agar ketika tidak tercapai tidak kesusahan.
  • Hukum pergantian
  • Rasa sama (raos sami) memahami bahwa rasa Bahagia ataupun sedih semua orang pasti akan merasakan tidak memanda jabatan, suku bahkan usia
  • Rasa abadi (raos langgeng)
  • Rasa tentram
  • Rasa tabah (raos tatag) memahami rasa tenang ketika menjalani musibah dan rasa sabar dengan kehidupan yang dilewatinya baik susah maupun senang. Karena perasaan senang atau susah tidak hanya sendiri yang merasakan.
  • Mengawasi (nyawang karep) mengontol diri untuk keinginan yang sering berubah-rubah. Dengan demikian kebahagian sebenernya tidak terkait dengan keinginan.
  • Masyarakat tionghoa Surabaya mersakan kehidupannya lebih bermakna ketika menjalankan budaya-budaya leluhur diantaranya (Rahayu & Indiarti, 2020):
  • Makan malam Bersama-sama
  • Parade barongsai
  • Menghidupkan petasan-petasan pada malam tahun baru imlek
  • Menggantungkan lampu-lampu lampion
  • Menyanyikan lagu cublak-cublak suweng dapat membuat permainan anak-anak terasa menyenangkan, menggembirakan dan mengandung lirik yang dapat menjadikannya nilai-nilai moral. Aktifitas permainan tradisional yang mengembangkan aspek-aspek psikologis snak-anak (Ariesta, 2019).

Itulah tadi beberapa nilai-nilai budaya yang dapat meniciptakan makna hidup serta kebahagiaan setiap individu. Tentu dengan cara yang berbeda-beda dan sesuai dengan tradisinya masing-masing di sukunya. Dengan hal tersebut dilakukan emosi yang keluar pada individu tenttunya mengenai emosi yang positif karena kepuasan dalam dirinya terealisasikan.

Daftar Pustaka:

Akhtar, H. (2018). Perspektif Kultural untuk Pengembangan Pengukuran Kebahagiaan Orang Jawa. Buletin Psikologi, 26(1), 54--63. https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.30895

Ariesta, F. W. (2019). Nilai Moral Dalam Lirik Dolanan Cublak-Cublak Suweng. Ilmu Budaya Cakrawala, 7(2), 188--192. Retrieved from http://journal.unhas.ac.id/index.php/jib/article/view/7104

Bagus Brahma Putra, G., & Sudibia, I. K. (2018). Faktor-Faktor Penentu Kebahagiaan Sesuai Dengan Kearifan Lokal Di Bali. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 1, 79. https://doi.org/10.24843/eeb.2019.v08.i01.p05

DR, M. (2018). Makna Hidup pada Wanita Dewasa yang Terlambat Menikah. Jurnal Diversita, 4(2), 109. https://doi.org/10.31289/diversita.v4i2.1573

Hafiza, S., & Mawarpury, M. (2018). Pemaknaan Kebahagiaan oleh Remaja Broken Home. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(1), 59--66. https://doi.org/10.15575/psy.v5i1.1956

Hasan, S. H., Herawati, H., & Lisnawati, L. (2022). Implementasi Psikologi Positif Dalam Meningkatkan Kompetensi Karyawan Pada Pt Marwah Kesuma Bangsa. Journal of Economic ..., 8(1), 1--10. Retrieved from http://jurnal.uui.ac.id/index.php/jecs/article/view/1994%0Ahttps://jurnal.uui.ac.id/index.php/jecs/article/viewFile/1994/1095

Ma'ruf, M. G. (2019). Hubungan Konsep Diri dan Self Control dengan Kebermaknaan Hidup. Indonesian Psychological Research, 1(1), 11--24. https://doi.org/10.29080/ipr.v1i1.166

Pedhu, Y. (2022). Kesejahteraan psikologis dalam hidup membiara. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 10(1), 65. https://doi.org/10.29210/162200

Rahayu, P. P., & Indiarti, P. T. (2020). Makna Peruntungan Usaha dalam Simbol di Budaya Imlek bagi Masyarakat Etnis Tionghoa Surabaya. Jurnal Psikologi Perseptual, 5(1), 55. https://doi.org/10.24176/perseptual.v5i1.4980

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun