Mohon tunggu...
Risa Hapipah
Risa Hapipah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswi Jurusan Sejarah Peradaban Islam Universitas Negeri Islam Sunan Gunung Dajti Bandung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menggali Sejarah Melalui Karya Hamka: Persfektif Historiografi

28 Juni 2024   08:55 Diperbarui: 28 Juni 2024   09:38 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biografi 

Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan Hamka, adalah seorang ulama, aktivis, sastrawan, sejarawan terkemuka di Indonesia. Lahir pada 17 Februari 1908 di Kampung Molek, maninjau, Sumatra Barat, Indonesia. Ayahnya bernama Syekh Abdul Karim bin Amrullah dikenal dengan Hji Rasul, pada tahun 1906 menjadi seorang pelopor Gerakan Islah di Minagkabau, setelah sekembalinya dari Mekkah.

Ketertarikan Hamka terhadap sejarah tidak diperolehnya dari bangku perkuliahna melainkan hamka lebih banyak belajar sendiri dan melakukan penyelidikan meliputi berbagai ilmu pengetahuan seperti filsafat, politik, sosiologi, kesustraan dan sejarah.

Kemampuannya dalam bahasa Arab membuat Hamka dapat menyelidiki karya ulama Timur Tengah salah satunya yaitu Zaki Mubarak. Selain itu Hamka mempu menyelidiki karya barat lainnya seperti Albert Camus dan Pierre Loti.

Melalui organisasi Muhammadiyyah Hamka aktif dalam gerakan Islam, yang mulai diikuti pada tahun 1925. Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah pada tahun  1929 dan dua tahun kemudian menjadi konsul Muhammadiyah di Makkasr. Ketika tahun 1953, Hamka dipilih sebagai Penasihat pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Hamka banyak menulis tema-tema sejarah Indonesia, kumpulan tulisannya tentang berbagai fragmen sejalah lama Indonesia kemudian dihimpun dalam bukunya Dari Pembendaharaan Lama. Dari keaktifannya dalam menulis terlihat dari Hamka yang merupakan seorang penulis, editor di beberapa penerbit majalah seperti Panji Masyarakat, Gema Islam dan Pedoman Masyarakat.

Karya Hamka

Keseriusan Hamka dalam menekuni sejarah Islam, dilihat dengan menulis buku Sejarah Umat Islam yang ditulis pada 1938 diangsur hingga 1950, memuat sebanyak lima jilid. Pada jilid pertama sampai dengan jilid keempat berisi sejarah Islam sezak zaman Nabi Muhammad Saw hingga sebagian periode Usmani. Pada jilid kelima mengkaji sejarah Islam di Indonesia hingga abad ke-17. Tulisan hamka ini merekam ejarah  besar  peradaban  Islam  dan  perkembangan  dakwahnya  yang  sig-nifikan  sejak  dari  zaman  pra-Islam  ke  tahun-tahun  terawal  Hijrah  hingga  ke  era  moden.

Dalam Jurnal Bachtiar (2018), tulisan  lainnya  mengenai  sejarah  adalah  bantahan  Hamka  atas  buku T.O.  Parlindungan Tuanku  Rao, yang  ia  beri  judul Fakta  dan  Khayal  Tuanku  Rao. Buku    ini    jelas    bersifat    polemis    sebagai    sanggahan    atas    beberapa    klaim parlindungan  mengenai  beberapa  aspek  kesejarahan  Islam  di Sumatera. Hamka juga menulis buku biografi tentang ayahnya sendiri yaitu Syekh Abdul Karim bin Amrullah, yang terdbit di Jakarta pada tahun 1950 diberi judul Ayahku.

Dari sekian banyak tulisan Hamka, salah satu nya adalah upaya Hamka dalam mengokohkan teori kedatangan Islam ke Indonesia yang terjadi sejak abad ke-7 M dari tanah Arab dalam bukunya Sejarah Umat Islam, yang sedikit menngeser teori yang lebih awal populer yaitu teori masuknya Islam ke Indonesia abad ke-13 dari Gujarat India. Upaya pengokohan terori ini adalah sebagai bentuk penolakan bahwa Islam hadir ke Indonesia adalah Islam yang sudah tidak murni, yang sudah bercampur dengan kepercayaan Hindu di India. Hamka juga mengkritisi sumber pendapat dari Snouck  Horgronje. Hal iu karena posisi Snouck  Horgronje sebagai penasehat Pemerintah Belanda, sehingga menurut Hamka untuk melemahkan perlawan kaum Muslim Indonesia terhadap Pemerintah Belanda.

Mengenai corak hitoriografi Hamka dalam bukunya yang berjudul Sejarah Umat Islam yang disebutkan dalam jurnal Amir, A. N. (2021). Masuknya Islam Ke Nusantara (Melayu-Indonesia): Kajian Pemikiran Hamka Dalam Sejarah Umat Islam, bahwasanya oleh dalam  Historiografi  Islam Hamka  lebih  banyak  menekankan  kepada  periode  daripada  daerah.  Penulisannya  lebih  banyak  menekankan  kepada  peranan  pahlawan  dan sultan  dalam  bangun  dan  tenggelamnya  kerajaan  Islam,  sehingga  ia  dikenal  sebagai  penulis  sejarah  heroworship.  Penulisan  Hamka  dalam  bukunya  Sejarah  Umat  Islam memiliki kronik berdasaarkan urutan waktu kejadian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun