Mohon tunggu...
RISA AGESTA
RISA AGESTA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Rajin dan gembira

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Pendidikan Pancasila Sebagai Upaya Wujudkan Pelajar Pancasila

20 Juni 2023   23:20 Diperbarui: 20 Juni 2023   23:24 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pelajar Pancasila merupakan perwujudan dari pelajar Indonesia yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, lahir dari jiwa dan karakteristik masyarakat Indonesia. Pendidikan Pancasila di sekolah dasar memiliki tujuan membina dan mengembangkan pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila serta melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa, yang diharapkan menjadi identitas yang tampak dalam perilaku sehari-hari.

Pendidikan Pancasila juga berfokus pada pembentukan diri siswa dengan berbagai latar belakang agama, sosial, budaya, bahasa, dan etnis. Pendidikan ini memperkuat pendidikan warga negara dengan memahami dan menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang berkarakter, cerdas, dan terampil. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, tujuannya adalah membentuk karakter dan membimbing peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, dan berperilaku demokratis sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Keenam dimensi profil pelajar Pancasila harus dianggap sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan. Di Indonesia, terdapat banyak agama yang dianut oleh masyarakat, dan setiap anak bebas memilih dan menjalankan agama yang diyakini. Namun, nilai-nilai agama yang baik seharusnya menjadi dasar dalam interaksi mereka dengan orang lain. Selain itu, dalam pendidikan Pancasila, semangat gotong royong juga dikembangkan melalui kegiatan kerja berkelompok dan presentasi. Kemampuan bernalar kritis dan kreativitas sangat penting, karena anak-anak perlu menghadapi tantangan di depan mereka dan mencari berbagai cara untuk mencapai tujuan. Kemandirian juga ditekankan, di mana anak didik diajarkan untuk tidak bergantung pada orang lain.

Pendidikan Pancasila tidak hanya menjadi pemahaman, tetapi juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan masyarakat agar pelajar Pancasila dapat terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun