Mohon tunggu...
Asruri Salwa A
Asruri Salwa A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Melihat dunia melalui kacamata warna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ayo Kita Mengenal tentang Jineng sebagai Kebudayaan Agraris

27 Desember 2022   11:19 Diperbarui: 27 Desember 2022   11:23 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenal lebih dalam tentang jineng

Apakah kalian tau apa itu jineng? Jineng sendiri merupakan kebudayaan yang berasal dari Bali, Jineng adalah suatu bangunan yang biasa digunakan sebagai tempat penyimpanan padi. Ciri khas bangunan ini sangatlah unik, bangunannya memiliki bentuk atap yang melengkung kebawah. Pada bangunannya terdapat 2 tingkatan yaitu lantai atas dan bawah. Pada lantai atas digunakan sebagai tempat penyimpanan utama padi. Sedangkan lantai bawah digunakan sebagai sarana upacara keagamaan, selain itu bisa juga digunakan sebagai tempat pengolahan makanan.

Namun pada masa sekarang, kebudayaan pertanian ini sedikit demi sedikit sudah mulai tergerus. Saat ini Jineng pun mengalami transformasi fungsional. Penggunaan Jineng tidak lagi sebagai pelengkap dalam rumah adat Bali, tetapi beralih fungsi menjadi media untuk industri pariwisata, selain itu juga sebagai tempat kegiatan profan untuk masyarakat umum. Pengalihan fungsi Jineng ini terjadi pada tahun 1970-an. Hal ini mengikuti kebijakan swasembada pangan pemerintah.

Meninjau kebudayaan Jineng dalam hal budaya agraris

Pada kebudayaan petani di Nusantara mengenal suatu mitologi yang dengan takzim dihormati sebagai Dewi Sri. Dalam budaya Bali dan Jawa, Dewi Sri dikenal sebagai Dewi yang melambangkan citra kesuburan dalam pertanian. Pada cerita mitologi Dewi Sri merupakan seorang wanita cantik yang merupakan putri dari Dewa Siwa. Lalu pada suatu hari, Dewi Sri menghembuskan nafas terakhirnya karena diracun. Dan para dewa pun membawa tubuh sang dewi ke dunia. Dan karena kesucian jiwa Dewi Sri, tumbuhlah tanaman-tanaman yang bermanfaat dari makamnya. Diceritakan bahwa dari kepalanya tumbuh pohon kelapa. Lalu dari bibir, hidung, serta telinganya pun tumbuh sayur-sayuran. Dari rambutnya yang harum pun mekar bunga-bunga. Tumbuh juga buah dari buah dadanya dan padi pun tumbuh dari pusarnya. Berdasarkan mitos tersebut, Dewi Sri dianggap penuh kesucian dan pengorbanan dan masyarakat pun memuja Dewi Sri.

Kesuburan tanah di Nusantara menyebabkan peradaban masyarakat akhirnya bertumpu pada sektor pertanian, maka dari itu negara ini disebut negara agraris. Faktor pendukung yang penting terdapat di negara ini seperti iklim yang teratur, curah hujan, serta yang paling utama yaitu tanah yang subur.

dokpribadi
dokpribadi

Pertanian pun berkembang pesat pada jaman majapahit berkat keluarga kerajaan yang memperhatikan kualitas pertanian. Pada masa itu, raja sangat melindungi tanah pertanian serta membolehkan para petani untuk mengelola lahan pertanian tersebut. Kebijakan ini dibuat dikarenakan pada masa itu sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani. Maka hal ini pun turut membuktikan bahwa pertanian merupakan tulang punggung masyarakat dan sebagi penunjang ekonomi negara sejak zaman dahulu.

Dalam masyarakat bali, pada saat upacara Galungan dan Kuningan terdapat berbagai dekorasi yang fungsinya sebagai penghormatan terhadap pertanian. Contohnya pada hiasan janur yang melengkup terselip sebuah hiasan yang mencerminkan hasil pertanian seperti padi. Maka dari itu Jineng sebagai tempat penyimpanan padi merupakan suatu hal yang sakral, karena pada ruangan di dalam Jineng juga di sungsung Ida Bhatara Sri sebagai manifestasi Sanghyang Widhi Wasa yang menganugerahkan kemakmuran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun