Mohon tunggu...
Choirizki Amanda
Choirizki Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Sejarah

Suka sejarah dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Statement Minimal Pengalaman Kerja Merugikan Para Pelamar?

18 Juli 2024   21:41 Diperbarui: 18 Juli 2024   21:52 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Permasalahan utama yang dihadapi oleh para pencari kerja adalah adanya pengalaman sebagai syarat seseorang bisa melamar pekerjaan. Kalimat minimal pengalaman 2 tahun, bagaikan kalimat horor yang bisa membuat para pelamar kerja urung untuk melamar dan kesulitan mencari lowongan yang lain. 

Lah bagaimana bisa punya pengalaman, kan mau mencari pengalaman dengan pekerjaan itu dan syarat yang tertera malah harus ada pengalaman? Oleh sebab itu, aku mau sedikit sharing opiniku di artikel kali ini.

Apapun pekerjaannya, CV atau Curriculum Vitae merupakan berkas wajib yang harus pelamar berikan ke perusahaan jika akan melamar pekerjaan. Nah, didalam CV perlu juga dengan adanya pengalaman. Padahal, mau cari pengalaman lewat kerja, tapi saat mau lamar kerja ditanya pengalaman? nah loh, bingung gak tuh?

Intinya pengalaman adalah bekal penting yg harus disertakan dalam CV, wawancara dan sebagai bekal di dunia kerja. Lalu gimana cari pengalaman itu? pastinya pernah dong waktu sekolah atau kuliah pernah ikut organisasi, perlombaan, ataupun project. Itu bisa loh dimasukin ke CV asalkan kegiatan yang kamu lakukan itu sesuai atau relate dengan posisi yang mau kamu lamar. 

Misalkan, kamu ingin melamar di posisi sosial media strategis, pastinya kamu pernah dong upload, balesin chat, komen dan sejenisnya di sosial media? toh, kamu punya skill mendasar dan mempunyai keinginan belajar lebih lanjut kan? 

Kamu juga bisa buat portofolio dari dummy project atau fake project yang bisa kamu cari di google dan kamu tawarkan ke perusahaan yang mau kamu lamar. portofolio memang kadang diwajibkan dibeberapa posisi tertentu seperti desain grafis, content writer, dan sebagainya. 

Tapi kadang dengan cara tersebut tidak lolos kak? nah, saran dari aku bagi yang tidak tergesa dalam cari kerja dan masih punya banyak waktu luang, bisa cari intern atau magang. Walaupun magang juga butuh embel-embel pengalaman, tapi biasanya magang akan lebih terbuka kesempatannya bagi mereka yang mau belajar lebih lanjut.

Terus, biar peluang lolosnya lebih besar gimana kak? kamu bisa cari magang yang unpaid. Saranku, cari magang yang unpaid tapi dengan beban kerja yang sedikit dan sistem kerjanya masih dengan tim serta pelaksanaan secara work from home. 

Tujuannya, agar kamu mendapatkan pengalaman dan skill kamu terasah, tetapi kamu tidak rugi di transportasi dan hanya menghabiskan kuota internet. Toh, daripada scroll tidak jelas mending digunain yang lebih berguna sedikit. Cara cari tau infonya dari mana? dari wawancara atau jobdesk di booklet biasanya ada.

Baru setelah itu, kamu carilah info magang yang memberi imbalan walau tidak banyak, tapi wort it secara sistem kerja, beban kerja, dan relasi didalamnya mendukung buat kamu berkembang kedepannya. Tidak semua harus langsung mendapat uang teman, kita harus memantaskan diri terlebih dahulu sebelum uang datang kepada kita. 

Dengan beberapa pengalaman magang, aku yakin walaupun terdapat embel-embel pengalaman kerja minimal 2 tahun, jika kamu punya skill dan jam terbang kamu tinggi maka kamu akan bisa keterima di posisi yang kamu inginkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun