Mohon tunggu...
Widya
Widya Mohon Tunggu... -

Penyuka senja yang mencintai bulan purnama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku, Sang Penulis

14 April 2016   08:19 Diperbarui: 14 April 2016   08:52 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="www.theguardian.com"][/caption] 

 

Tanah rusia begitu  megah dengan kubah warna-warni yang menaungi  kastilnya. Aku berjalan menapaki jalanan penuh salju. Merapatkan mantel tebalku.

“Oh,  anda sudah pulang?” tanya seseorang yang berpapasan denganku. Aku hanya tersenyum ringan. “Bagaimana rusia?”

“Aku tidak pergi kemana-mana.”

Pria itu mengangguk-angguk. Tatapannya seperti tidak mengerti.

Apa aku dikira pembohong bila menuliskan tempat yang tidak pernah kukunjungi sebelumnya?

Bibirku membiru. Aku tidak tahan dengan tulangku yang bergemeretak. Aku hampir saja ambruk. Badanku demam.

“Apa anda sudah baik-baik saja?” paman pemilik café berseru ketika aku membuka pintu yang memperdengarkan bunyi gemerincing wind chimes.

“Aku tidak sakit.”

“Baguslah kalau begitu,” jawab paman itu terdengar tidak percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun