Mohon tunggu...
Riri Satria
Riri Satria Mohon Tunggu... profesional -

Meminati topik manajemen strategis, ekonomi digital dan kreatif, serta teknologi informasi | penyuka puisi dan sastra pada umumnya | Admin pada komunitas Dapur Sastra Jakarta | Founder and CEO pada Value Alignment Group, sebuah lembaga konsultan dan riset bidang manajemen dan organisasi | Dosen Program Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia dan Magister Manajemen PPM | sedang menempuh pendidikan Doctor of Business Administration (DBA) pada Paris School of Business di Paris, Perancis | lahir di Padang - Sumatera Barat tanggal 14 Mei 1970

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

The King Maker

10 Juli 2017   04:00 Diperbarui: 12 Juli 2017   22:45 9265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : karya fotografi pribadi (Riri Satria)

Pada zaman kerajaan dahulu kala (eh, sekarang juga masih ada kerajaan ya), sosok seorang Raja (King) yang didambakan oleh rakyatnya adalah sosok yang cerdas, berani, serta arif bijaksana. Walau kenyataannya tidak semua Raja seperti itu, tetapi setidaknya itulah dambaan masyarakat di kerajaan tersebut.

Tetapi yang sering terlupakan adalah, siapakah yang berada di belakang layar yang bertugas untuk mendidik sang Pangeran agak kelak mampu menjadi Raja yang cerdas, berani, serta arif bijaksana tersebut. Setelah sang Pangeran menjadi Raja, orang ini juga menjadi tempat bertanya dan diskusi mengenai berbagai persoalan kenegaraan.

Tetapi walaupun demikian, orang itu tetap berada di belakang layar. Inilah yang kita kenal dengan istilah theKing Maker.

Pada zaman sekarang ini, King Maker adalah istilah yang diberikan kepada orang-orang yang berada di belakang layar yang tugasnya menyiapkan para pemimpin melalui berbagai proses pendidikan, dan sekaligus biasanya menjadi tempat bertanya dan diskusi sang Pemimpin (Leader) untuk memecahkan berbagai persoalan.

Siapakah mereka? Profesi yang relevan dengan ini adalah guru, dosen, konsultan, staf ahli, dan penasehat. Profesi-profesi ini jauh dari hingar-bingar, dan biasanya berada di belakang layar. Cahayanya biasanya akan tertutup oleh cahaya si Pemimpin yang memang menjadi matahari.

Seorang King Maker harus tetap mampu menjaga obyektivitas dalam pemikiran karena dia akan ditanyai pendapat oleh si Pemimpin atau Raja (King) mengenai banyak hal. Tentu saja karena banyak bergaul dengan bergaia persoalan nyata hari demi hari, seorang pemimpin bisa saja tidak mampu memandang sesuatu dengan obyektif dan dia membutuhkan pandangan dari perspektif lain.

Pada saat itulah, seorang King Maker, apakah guru, dosen, konsultan, staf ahli, atau penasehat harus mampu memberikan pandangan yang obyektif dari berbagai perspektif.

Dengan demikian, sangatlah penting untuk mereka yang berprofesi sebagai guru, dosen, konsultan, staf ahli, atau penasehat untuk tetap menjaga sikap obyektif dan helicopter-viewdalam memandang setiap fenomena. Dia tidak boleh terjebak ke dalam pusaran yang menjadi ranah seorang King (Raja).

Jika sudah terbenam di sana, maka dikhawatirkan kemampuan analisis yang obyektif dan independen itu akan hilang, dan daya kritisnya dalam mencermati setiap persoalan juga hilang, minimal jauh berkurang.

Menjadi Pemimpin yang cerdas, berani, serta arif bijaksana itu tentu sangat mulia, tetapi tidak semua orang bisa berada di posisi seperti itu. Tetapi jangan salah, di balik seorang pemimpin yang cerdas, berani, serta arif bijaksana, pasti ada sosok di balik layar yang mampu berpikir independen, obyektif, dan tetap kritis kepada si pemimpin, dan itulah theKing Maker.

Salam
Riri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun