Jika kita mempelajari teori manajemen strategis dan pemasaran yang klasik, maka kita mengenal istilah first-mover advantages. Ini adalah keunggulan yang dimiliki oleh pemain pada bisnis tertentu yang pertama kali terjun ke pasar, baik dalam konteks produk baru (product development) atau pasar baru (market development) seperti dalam teori Product-Market Matrix Igor Ansoff.Â
Lebih lanjut disebutkan bahwa keunggulan ini dibentuk oleh tiga hal, yaitu (1) penguasaan teknologi yang lebih dini (technology leadership), (2) penguasaan terhadap sumber daya yang langka (scarce), serta (3) terbentuknya switching cost di pasar sehingga konsumen susah untuk beralih ke pendatang baru.
Tetapi era digital saat ini, kondisi ini menjadi tak sepenuhnya relevan. Mari kita layangkan ingatan kita saat search engine pertama kali muncul, yaitu Yahoo!. Saat itu Google yang muncul belakangan hanyalah pemain kecil yang akhirnya dipergunakan Yahoo! untuk memperkuat dirinya. Makanya dulu ada istilah Yahoo! powered by Google.Â
Tetapi bagaimana sekarang? Google begitu jumawa dan bahkan sudah meninggalkan Yahoo! di belakang. Yahoo! adalah first-mover, tetapi Google yang memiliki keunggulan saat ini.
Ada yang masih ingat atau bahkan pernah menggunakan Friendster? Ini adalah media sosial gaul yang pertama kali muncul sebelum Facebook. Saya dulu juga punya akun di Friendster. Tetapi sebagai first-mover, Friendster tidak kuat melawan Facebook yang muncul belakangan. Bahkan saat ini, Facebook menjadi ikon media sosial di internet.Â
Bagaimana nasib Friendster? Kelihatannya sudah lenyap begitu saja. Friendster adalah first-mover, tetapi Facebook yang memiliki keunggulan saat ini.
Akhirnya, teori tentang first-mover pun berkembang dan para ahli manajemen strategis mulai membahas fenomena yang disebut dengan first-mover disadvantages. Ternyata menjadi pemain pertama tidak selamanya membawa keunggulan, bahkan bisa jadi membawa kita ke jurang permasalahan atau ketidakunggulan (disadvantages).
Mengapa first-mover disadvantages terjadi? Karena sebagai pemain pertama dia akan menjadi center of attention dari semua pihak, baik konsumen dan tentu saja calon kompetitor.
Saat ini berkembang teori second-mover advantages atau keunggulan yang diperoleh oleh pihak yang kedua masuk ke pasar. First-mover biasanya menghabiskan banyak waktu dalam hal inovasi karena menciptakan sesuatu yang new to the world. Sementara itu second-mover mengamati dan melakukan inovasi pada kelemahan-kelemahan yang dibuat oleh first-mover sehingga mampu tampil lebih baik.
Google dan Facebook adalah dua pemain yang mengalami second-mover advantages.
Yahoo! Messengger sebagai first-mover pun sudah lama dilupakan. Saat ini terjadi pertempuran sengit para second-movers, yaitu Blackberry Messenger, WhatsApp, Facebook Messenger serta Line. Blackberry sudah mulai meredup. Bagaimanakah dengan Telegram? Telegram sedang naik daun di Indonesia, apalagi dengan isu pemblokiran kemarin. Telegram dianggap yang paling aman.Â