kita menatap matahari
suatu hari bawah senja
diam tak ada kata-kata
sebab senja adalah puisi
laut adalah gelora birahi
pantai adalah gerak cumbu
dua dunia yang bertemu
kita terus menulis puisi
dalam puncak keheningan
bersama menghabiskan senja
di persetubuhan abadi
denganmu perempuan pantai
berambut ikal ditiup angin sepoi
yang mendengar kisahku
menyimpan asaku
di rahim semestamu
(jakarta, 10/07/2017)
Puisi ini juga ditayang di blog pribadi saya di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H