Mohon tunggu...
Ririn Mufidah
Ririn Mufidah Mohon Tunggu... Akuntan - akuntan, pelukis, penulis

Lulusan Akuntansi Universitas negeri malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senyum Sapa Fajar Ilahi

14 November 2019   07:10 Diperbarui: 14 November 2019   07:11 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pinterest.com

Dingin udara merasuki tulang
Hening suasana menawarkan kemesraan
Dalam kejauhan terdengar sayup sayup ayat suci yang dilantunkan
Iringi rinduku padamu yang melintasi ingatan

Tak pernah ku rasa serindu ini
Mungkin karena aku padamu tak sedekat dulu
Mencarimu hanya ritual yang aku lakukan
Namun kedekatan tak menjadikan kebersamaan

Embun pagipun ikut teriris
Hingga tangisnyapun terjatuh menetes
Mengenai pelipis mata yang telah lama basah
mengingat cinta yang sesakkan seluruh dada

Fajar pagi telah menyingsingkan malam
Rindu ini telah menyingkirkan kelambu setan
Bukanlah aku yang sendirinya menyapa Tuhan
Melainkan cinta yang maha kuasa
Mampu ketuk hati mata dan telinga

Oh alangkah bahagianya pagi ini
Masih terisi segenap iman dihati
Terimakasih sang fajar pagi
Sejukkan jiwa yang penuh dosa

Terimakasih telah berikan kesempatan
Untuk segenap mencintai Mu lebih dalam
Memikirkanmu lebih sering
Melakukan yang tebaik hanya untuk Mu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun