Mohon tunggu...
Ririn Monicha Sianturi
Ririn Monicha Sianturi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I just want to learn and learn how to become a better WRITER !!!!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengamuk pada Takdir????

3 Desember 2011   01:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:54 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali kita menyalahkan pada keadaan yang tidak mendukung harapan kita, keadaan yang menghalangi semua rencana dan usaha kita. Contoh kecil, hujan. Ketika hendak bepergian, hujan turun. Hal ini seringkali membuat orang sangat emosi dan menyalahkan hujan yang turun. Keadaan, kau ingin kubanting untuk luapan emosiku.

Ya, sebenarnya saya mengalami hal yang sama. Sebuah rencana dan strategi yang nyaris sempurna bahkan dengan mudahnya dihancurkan oleh KEADAAN alias takdir. Manusia hanya berencana, tapi Tuhanlah yang menentukan. Rancangan demi rancangan yang dibuat berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan hancur dengan keadaan. Contohnya hari ini. Sekian lama saya membuat rencana mengatur masa depan bersama seseorang, namun begitu mudahnya hancur hanya dengan keadaan. Dan keadaan sendiri bisa dibagi-bagi lagi menjadi, keadaan tempat, keadaan cuaca, keadaan hati dan lain-lain. Keadaan tempat yang tidak mendukung atau keadaan cuaca yang tidak mendukung masih bisa diatasi. Namun ketika keadaan hati yang tidak mendukung, itu sangat susah bro! Susah banget! :(

Kebetulan yang menghancurkan semua harapan dan rencana yang telah aku bangun itu adalah keadaan hati. Dengan berbagai cara dan strategi yang aku terapkan, namun semuanya tidak mempan. Penghalang utama yaitu keadaan tempat yang long distance, keadaan hati yang bisa berubah, keadaan cuaca? Ya tidak ada hubungannya dengan cuaca.

Bayangkan, untuk mengkondisikan hati seseorang yang mudah terpikat dengan orang lain dan dengan keadaan tempat yang long distance menjadikan aku lumpuh tak berdaya untuk menjaga itu semua. Ya, keoptimisanku membuat aku menembus kenyataan yang ada bahwa itu sangat tidak mungkin. Bagai telur diujung tanduk. Keadaan hati membuat gempa sehingga telur itu dengan mudahnya jatuh dan pecah: pertanda semua telah berakhir. Ya karena long distance sangat mempengaruhi hati wanita yang bisa kehilangan komitmennya pada perasaannya pada seseorang, walau wanita itu dengan arogannya mengatakan bahwa memikat hati wanita memerlukan nyali? Bullshit! Hati wanita sangat mudah dipikat, kekacauan hati dan kelabilan, kesepian dan segala masalah, dikala seorang pria hadir disitu untuk sang wanita, maka jatuhlah wanita itu pada pangkuan sang pria yang hadir itu. Bahkan perasaan yang dibangun telah lama hanya karena long distance semua dengan mudah dihancurkan. Ya itulah yang aku alami sekarang. Dan sekali lagi, belajar dari contoh diatas tentang hujan. Banyak hikmah dari segala musibah semacam ini. Kita tak tahu apa yang akan terjadi nanti. Fakta membuktikan, bahwa hati yang tulus dan ikhlas terhadap suatu keadaan bahkan seperti yang saya alami sekarang, akan mendapat keberkahan dan kebaikan yang membuat pihak berkhianat tersebut menyesal se menyesal-menyesalnya.

Belajar dari masa lalu, dulu juga ada seorang wanita yang mengkhianati aku untuk pria lain. Ya, hatiku yang sangat sakit berusaha mengikhlaskan itu. Alhamdulillah, aku semakin sukses, dan dia menyesal banget udah mengkhianatiku dan berharap aku bisa kembali padanya. Tapi, telur telah jatuh dari ujung tanduk dan pecah,dan telur yang pecah takkan kembali utuh. Semua yang telah terjadi takkan terulang. Ya, aku tetap berjalan maju. Mungkin ini yang terbaik. Keadaan tempat, keadaan cuaca, ataupun keadaan hati, bukan penghalang untuk tetap hidup dan bangkit. :D
Yang paling penting adalah, jangan biarkan hatimu terpengaruh dengan semua yang tidak mendukung itu. Keep moving dan terus mencari jalan. Karena dikala kemenangan ada didepan dimana kita menancapkan bendera kepuasan akan keberhasilan atas semua jerih payah kita, disitulah kita meneriakkan suara kemenangan yang membuat semua musuh dan pengkhianat gempar akan keberhasilanmu! ^_^
Dan yang pasti, kemenangan dijanjikan bagi yang berhati ikhlas dan berniat tulus.

by: A.N

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun