Semua sepakat bila media pembelajaran adalah alat penunjang yang amat dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Materi atau pesan yang ingin disampaikan kepada peserta didik, tidak akan optimal apabila tidak ada media sebagai perantaranya. Dalam pendidikan anak usia dini, kehadiran media seperti alat permainan edukatif (APE) merupakan sumber belajar yang mampu mengkatalisasi capaian perkembangan anak. Anak usia dini membutuhkan benda-benda konkret dalam memahami suatu konsep. Anak juga menyukai permainan dan suasana yang menyenangkan bagi dirinya. Gabungan karekteristik tersebut menjadi alasan bahwa APE merupakan media yang wajib digunakan sebagai sumber/media pembelajaran.
Akan tetapi, APE merupakan benda yang diciptakan oleh manusia yang tidak sempurna. Artinya sewaktu-waktu bisa saja rusak atau tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Untuk itu, agar mencegah dan menanggulangi hal-hal tersebut, dibutuhkan upaya pemeliharaan dan perawatan terhadap media pembelajaran termasuk alat permainan edukatif.
Pemeliharaan dan perawatan sumber dan media pembelajaran menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.  Pihak sekolah  mengemban tanggung jawab yang besar dalam hal ini, yaitu guru dan kepala sekolah.  Menurut Bandono (2014), pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan terhadap suatu barang, sehingga barang tersebut dalam kondisi baik dan siap digunakan. Selanjutnya Sihombing (2014) menambahkan bahwa memelihara sumber belajar yang dalam hal ini termasuk APE, berarti: (1) merawat  agar selalu berada pada kondisi aslinya; (2) memperbaiki kerusakan yang dialaminya; dan (3) menyimpannya dengan baik.Â
Tujuan dari pemeliharaan dan perawatan  alat permainan edukatif menurut  Suparto (2014), yaitu untuk mengoptimalkan asas kemanfaatan dari alat tersebut . Kemudian untuk mengoptimalkan hasil ketika digunakan dan menjamin keselamatan penggunanya. Pendapat lain dari Bafadal (2008), bahwa dengan adanya pemeliharaan yang teratur akan membuat peralatan tersebut apik dipandang, mudah digunakan, dan tidak cepat rusak.Â
Adapun tahapan dalam memelihara media pembelajaran termasuk APE, menurut Bafadal (2008), yaitu: (1) pemeliharaan yang bersifat pengecekan; (2) pemeliharaan yang bersifat pencegahan, dan (3) pemeliharaan yang bersifat perbaikan. Dengan demikian, untuk melakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap APE, dapat dilakukan pengecekan terlebih dahulu. Guru dapat mengecek secara berkala kondisi APE untuk mengetahui apakah ada yang membutuhkan perawatan lebih ataupun perbaikan. Kemudiam selanjutnya guru melakukan pencegahan agar APE yang disimpan tidak  mengalami kerusakan. Misalnya, dengan memperhatikan tempat dan cara penyimpanan yang baik dan benar. Apabila menemukan APE yang rusak maka segera dilakukan perbaikin bahan penggantian. Â
Dalam penyimpanan alat permainan edukatif, banyak hal yang harus diperhatikan seperti  tingkat kelembaban ruang udara pada ruang kelas. Tingkat kelembaban yang tinggi akan menyebabkan tumbuhnya jamur sehingga merusak alat permainan. Oleh sebab itu, agar  tingkat kelembaban terjaga, penyimpanan alat permainan sebaiknya di rak atau lemari yang kering. Alat permainan yang jarang digunakan dapat disimpan di rak atau lemari yang tertutup . Sebaliknya, alat permainan yang sering digunakan dapat disimpan dalam kotak tertutup dan beroda sehingga memudahkan anak untuk membawa atau mendorong ke tempat yang lebih luas untuk bermain (Sihombing, 2014).
---------
Sumber:
Bafadal, Ibrahim. (2008). Penhelolaan Perpustakaaan Sekolah.Jakarta: Bumi Aksara.Â
Bandono, Wahyu Ardhi. (2014). Pengelolaan Sarana dan Prasarana di Sekolah Dasar Negeri 01 Tohudan Karanganyar. Naskah Publikasi. Program Studi Pascasarjana Manajemen Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.