Mohon tunggu...
Nurmarinda Dewi Hartono
Nurmarinda Dewi Hartono Mohon Tunggu... Freelancer - Ririn Marinda

Pendiam di dunia nyata, Menghanyutkan dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sering Dilewatkan, Gemar Makan Ikan Buat Anak Cerdas

16 November 2019   18:54 Diperbarui: 16 November 2019   19:13 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapakah di antara pembaca yang sedari kecil gemar makan ikan ? Atau mungkin ada yang masa kecilnya tinggal di pesisir ?  Jika ada maka saya pun termasuk anak pesisir yang sehari-hari menikmati ikan. 

Di pasar,  ikan-ikan  yang masih baru diantar dari laut yang tak seberapa jaraknya dari kota berlimpah ruah. Bahkan daging sapi maupun ayam hanya banyak ditemukan saat hari-hari besar. 

Namun, Setelah merantau ke kota (yang jauh dari laut), saya tidak lagi menemukan ikan laut segar semudah di kampung. Kalaupun ada ikan di pasar, kondisinya tidak lagi segar bahkan sudah mengeluarkan aroma tidak sedap. 

Jika ingin beli ikan segar hanya tersedia di pusat perbelanjaan modern yang memerlukan biaya mahal untuk sekedar membeli 1/2 kg ekor (hanya pengalaman). Kerinduan terhadap ikan laut segar membuat saya mencari berbagai artikel yang membahas tentang makan ikan kemudian munculah hasrat untuk membagikannya lewat tulisan. 

Ternyata gemar makan ikan sejak dini mempunyai manfaat yang sangat luar biasa berkaitan dengan kecerdasan. Pantas saja akhir-akhir ini saya merasa lambat dalam berpikir, apakah karena kurang makan ikan ?  Eh, maksudnya karena kurang uang kiriman hehehe :D

Tingkat konsumsi ikan di Indonesia diketahui masih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Misalnya di  Malaysia konsumsi ikannya mencapai 70 kg per kapita per tahun,  Singapura 80 kg per kapita per tahun, dan Jepang mendekati 100 kg per kapita per tahun. Sedangkan Indonesia sepanjang 5 tahun terakhir, target konsumsi ikan per kapita tahunnya selalu meningkat, yaitu pada 2014 sebesar 38,14 kilogram (kg) per kapita, tahun 2015 sebesar 40,9 kg per kapita, tahun 2016 sebesar 43,88 kg per kapita, tahun 2017 sebesar 47,12 kg per kapita, dan tahun 2018 sebesar 50 kg per kapita per tahun tahun dan untuk tahun 2019, target konsumsi perikanan nasional menjadi 54,49 per kapita per tahun. Wah, tidak heran orang Jepang bisa memiliki kecerdasan yang tinggi.  (katadata.co.id)

Penyebab rendahnya angka ini dapat disebabkan banyak faktor, misalnya budaya makanan yang berada di suatu daerah yang jarang atau bahkan tidak menjadikan ikan sebagai bahan pangan.  

Faktor lain juga dapat disebabkan oleh kondisi geografis kota yang jauh dari laut, serta lingkungan sosial yang membuat olahan ikan jadi terpinggirkan oleh makanan  kekinian yang didominasi oleh junkfood dan yang mengandung MSG. Sementara di negara-negara tetangga mereka memiliki budaya makan ikan yang baik sebab sebagian besar makanan khas negara tersebut adalah seafood.  Tidak mengherankan, bukan ?

Indonesia dalam menghadapi kenyataan ini tidaklah berdiam diri. Kementerian Kelautan dan Perikanan  (KKP) telah meluncurkan program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) sejak tahun 2004. Hingga saat ini Gemarikan masih terus dikampanyekan secara masif di berbagai daerah di Indonesia.  

Gerakan ini bertujuan untuk membangun kesadaran gizi masyarakat agar gemar mengonsumsi ikan. selain itu bertujuan juga untuk meningkatkan permintaan masyarakat atas produk perikanan dan meningkatkan asupan gizi yang berasal dari ikan, sehingga berimplikasi pada peningkatan konsumsi ikan nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun