2. Avoidant Attachment (Keterikatan Menghindar)
Anak-anak dengan keterikatan menghindar cenderung mengabaikan pengasuh mereka dan tidak menunjukkan banyak reaksi emosional saat pengasuh pergi atau kembali. Mereka mungkin tampak mandiri secara emosional tetapi sebenarnya mengembangkan mekanisme untuk mengatasi kurangnya respons emosional dari pengasuh.
3. Ambivalent Attachment (Keterikatan Ambivalen)
Anak-anak dengan keterikatan ambivalen menunjukkan kecemasan yang ekstrem ketika pengasuh pergi tetapi sulit untuk ditenangkan saat pengasuh kembali. Pola ini sering kali terjadi karena pengasuh memberikan respons yang tidak konsisten terhadap kebutuhan anak.
4. Disorganized Attachment (Keterikatan Tidak Terorganisir)
Anak-anak dengan keterikatan tidak terorganisir menunjukkan perilaku yang kontradiktif dan tidak konsisten terhadap pengasuh. Mereka mungkin mendekati pengasuh tetapi dengan tanda-tanda ketakutan atau kebingungan. Pola ini biasanya terkait dengan pengalaman traumatis atau pengabaian dari pengasuh
Implikasi Teori Attachment
Teori attachment memiliki dampak besar dalam berbagai bidang, termasuk psikologi perkembangan, pendidikan, dan intervensi klinis. Hubungan awal antara anak dan pengasuhnya dianggap sebagai fondasi penting untuk perkembangan hubungan interpersonal di kemudian hari.
Dampak pada Anak dengan Secure Attachment
Anak-anak dengan keterikatan aman cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi, kemampuan sosial yang baik, dan kemampuan untuk mengelola emosi dengan lebih efektif. Mereka juga lebih mungkin menjalin hubungan yang sehat di masa dewasa.
Dampak pada Anak dengan Insecure Attachment