Mohon tunggu...
Ririn Anggraini
Ririn Anggraini Mohon Tunggu... Penulis - Kejujuran kunci utama meraih kesuksesan

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Jurusan Studi Agama-agama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membingkai Keharmonisan Keyakinan Manusia

5 Desember 2019   13:10 Diperbarui: 5 Desember 2019   13:17 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

April 2019 lalu  ini terungkap kesepakatan antarwarga di Dusun Karet, Pleret, Bantul, Yogyakarta, untuk menolak penduduk non-Muslim tinggal di desa mereka. Kepala desa Dukuh Karet, Iswanto, mengaku mengetahui keberadaan aturan itu telah berlaku sejak tahun 2015.Dalam catatan Setara Institute, kejadian di Bantul hanya satu dari berbagai fenomena segregasi di kalangan akar rumput. 

Di Kabupaten Bantul, kasus intoleransi kebebasan beragama lebih sering terjadi dibanding dengan kabupaten lainnya di Provinsi DIY, di sebut Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) DIY. Lembaga itu mencatat telah terjadi tujuh peristiwa intoleransi di Bantul sejak 2016-2018 dan bertambah menjadi delapan peristiwa dengan adanya penolakan terhadap Slamet Jurniarto yang memeluk agama Katolik.(bbc.com. 4 Desember 2019, 20.03 WIB).

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya interaksi dengan manusia lainnya.  Manusia  selalu hidup berdampingan dengan tetangga baik itu yang beragama Islam maupun non-Islam. Tetangga juga memiliki hak yang harus kita pelihara yaitu menjaga harta dan kehormatan mereka dari tangan orang jahat baik saat dia berada dirumah ataupun tidak dirumah, memberi bantuan kepada mereka yang membutuhkan, dan merahasiakan aib mereka serta menjaga perasaannya agar tidak menyinggung.

Islam adalah agama yang penuh kasih sayang. Dan hidup rukun dalam bertetangga adalah moral yang sangat ditekankan dalam Islam. Dalam agama Islam juga terdapat aturan untuk berbuat baik terhadap tetangga, tanpa membedakan suku, agama dan ras. Maka, kehadiran tetangga dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia sangat dibutuhkan.

Rasulullah Muhammad Saw bersabda "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya" (HR Bukhari dan Muslim).

Dari hadis di atas menurut pandangan saya bahwa hidup bertetangga perlu memahami dan menaati norma serta etika yang berlaku supaya dapat hidup rukun, aman, tertib, dan damai. Ajaran Islam sangat menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antartetangga.

Manusia bukan hanya sebagai individu, tetapi juga makhluk sosial. Dia tidak bisa hidup sendiri, tetapi perlu hidup berdampingan dan saling membantu dengan orang lain. Toleransi dalam bertetangga dengan berbagai agama harus ditanamkan dalam diri setiap umat manusia masing-masing baik itu yang beragama Islam maupun non-Islam.

Dalam ayat Al-Quran juga tertera yang Artinya: "Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh." (QS. An Nisa: 36).

Dari ayat tersebut diperintahkan bahwa beribadahlah kalian hanya kepada Allah dan janganlah menjadikan sekutu bagi-Nya dalam hal-hal ketuhanan dan peribadatan. Berbuat baiklah kepada orangtuamu tanpa kelalaian. 

Juga kepada sanak keluarga, anak yatim, orang-orang yang memerlukan bantuan karena ketidakmampuan atau karena tertimpa bencana, tetangga dekat, baik ada hubungan keluarga maupun tidak, teman dekat seperjalanan, sepekerjaan atau sepergaulan, orang musafir yang membutuhkan bantuan karena tidak menetap di suatu negeri tertentu, dan budak laki-laki atau perempuan yang kalian miliki. 

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri kepada sesama, yaitu orang yang tidak memiliki rasa belas kasih dan orang yang selalu memuji diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun