Mohon tunggu...
Ririn Syaefuddin
Ririn Syaefuddin Mohon Tunggu... -

Aku sekarang bekerja sebagai webwriter di Metro TV. Sejak 2008, aku pembaca setia Kompasiana. Tapi belum berani menulis di web ini. Habisnya, tulisan komunitas di sini bagus-bagus semua. Tapi aku janji, suatu saat aku harus bisa menulis di Kompasiana. Salah satu cita-cita terpendam yang sangat ingin aku ujudkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Semangat Bersekolah Meski Gedung Ambruk

29 Mei 2010   05:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:53 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil menulis berita ini membuat saya kagum dengan anak-anak daerah yang ternyata menghargai pendidikan. Satu di antaranya siswa SDN 11 Nunukan Barat, Kalimantan Timur. (Baca http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/05/29/19036/Siswa-Semangat-Bersekolah-Meski-Lantai-Gedung-Ambruk/). Betapa tidak, mereka tetap bersekolah meski lantai gedung ambruk. Mereka rela-rela bergiliran ruangan agar tak ketinggalan pelajaran. Kepseknya mengaku gedung itu telah ditinjau DPRD, Dinas Pendidikan, dan Dinas Pekerjaan Umum setempat. Sayangnya, Kepsek belum tahu kapan gedung akan diperbaiki. Ironisnya, Pemerintah Kabupaten setempat tak punya anggaran untuk memperbaiki gedung sekolah yang rusak. Apa yang bisa dikata. Pemerintah seolah-olah tutup mata dengan semangat anak-anak tersebut. Mereka seolah tak peduli bahwa anak-anak itu adalah masa depan bangsa. Anak-anak itulah yang akan menggantikan para tetua-tetua untuk memimpin bangsa. Kondisi ini tak hanya milik siswa SDN 11 Nunukan. Tapi, masih banyak lagi sekolah yang bernasib sama di Indonesia. Kalau dipikir, berapa sih dana untuk memperbaiki gedung itu. Mungkin paling banyak Rp200 juta. Entahlah, karena saya bukan ahli bangunan. Tapi coba dibandingkan dengan anggaran yang diusulkan untuk gedung baru DPR RI, Rp1,8 triliun. Bisa dibikin berapa banyak sekolah dari anggaran itu.(Baca: http://www.antaranews.com/berita/1272966448/priyo-gedung-baru-dpr-rp1-8-triliun-malal). Busyet. Itulah kata pertama yang keluar dari mulut saya setelah tuntas menulis berita itu. Saya memang bukan pemerintah ataupun penganggar dana bahkan tukang bangunan. Tapi saya adalah anak bangsa yang miris melihat keadaan ini. Saya memang tak pernah merasakan kemegahan gedung baru, apalagi masuk ke gedung DPR. Tapi saya pernah memiliki semangat seperti anak-anak di SDN 11 Nunukan itu. Bahkan, saya sempat berpikir bahwa pemerintah begitu egois sehingga tak memikirkan tunas-tunas bangsa. Atau mereka memang akan membumihanguskan anak-anak dengan cara memangkas semangat bersekolah. Entahlah. Saya tak mengerti. Semoga, para wakil-wakil rakyat di pemerintahan dan anggota legislarif lebih terbuka mata hatinya. Amin... Ririn Syaefuddin @ May 29th 2010<Photo 2>

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun