Tiba-tiba airmatanya tumpah dipenampungan mangkuk-mangkuk penuh dosa.
Garis tawa masih tergores jelas dibibir pucatnya.
Matanya menyirat kabung dosa bak asap.
Usianya dimakan waktu digerogoti rayap sia-sia.
Gelap dunia menuntut
Dibalik besi-besi yang menyeringai bak bayi yang baru kehilangan gigi.
Tergelak menatap senja merah
Sudahi hidup yang terlanjur.
Mati merayap mencekik kerongkongan.
Tubuh tua yang pernah punya nama disudahi kabung pekat yang menjilat nyawa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!