Mohon tunggu...
Ririn Anggraeni
Ririn Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Pekerja Biasa

Dulu pernah menggemari hujan pada akhirnya tidak pernah bertemu payung yang tepat. Tetap basah kuyup.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yang Tiba-Tiba Pergi

14 Juli 2022   22:26 Diperbarui: 14 Juli 2022   22:35 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam ini setelah magrib semua orang beramai-ramai mengantarkan pergi mu

Tiba-tiba saja pamit mu yang hanya sebentar menjadi ucapan selamat tinggal untuk selamanya

Menyisakan detail-detail kenangan yang siap menyayat 

Tak terhitung lagi berapa banyak air mata yang tumpah 

Memohon pada Tuhan jika ini hanyalah mimpi

Tapi, nyatanya memang kau telah tiada

Perempuan itu kini menangis tergugu diatas pusara mu 

Wajahnya penuh duka membayang sepi 

Tak ada lagi tawa hanya tersisa hampa dan kosong 

Sesekali ia menyeka sendiri bulir-bulir yang jatuh dari sudut matanya

Membenci takdir yang hadir 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun