"Aku membencimu, Bang!" Dan kamu mengatakan itu berulang kali.
Gurat kesedihan terlihat jelas di wajah cantikmu. Tapi, aku tak peduli berapa kali pun kamu mengatakannya. Keputusan ini sudah yang paling terbaik.Â
Kesepakatan antara aku dan ayahmu. Kamu tak perlu tau mengapa aku yang mencintaimu tiba-tiba berubah menjadi dingin lalu memutuskan untuk pergi jauh.
"Terimakasih Vey. Sudah mau mengantarku ke bandara" Bisikku pelan.
Lalu sekuat tenaga melepas pelukanmu. Tangismu semakin menjadi. Aku tahu ini sangat menyakitimu. Tapi aku harus pergi.Â
Demi menggenggam dunia seperti yang sudah diajarkan ayahmu. Hingga membuat kita yang sudah puluhan tahun bersama akhirnya terpisah. Vey, kekuasaan dan harta memang hebat bukan?
Lalu tepat seminggu setelah kepergianku ayahmu mengirimkan foto pernikahanmu. Vey, Kamu terlihat begitu anggun dengan balutan gaun berwarna cream itu.
Tapi, siapa itu? Laki-laki yang bersanding disisimu? Jelas wajahnya terlihat jauh lebih tua dari ayahmu.Â
Apa Ayah menjualmu Vey?
Aku hanya terisak menatap gambar bisu itu.
Vey Valery Gadisku yang malang.