Problem solver adalah cara pemecahan suatu masalah yang melibatkan mental seseorang dimana pemikiran yang kritis dan kreatif sangat membantu dalam penyelesaian masalah tersebut. Cara untuk menjadikan anak sebagai problem solver dapat dilakukan dengan kegiatan memberikan stimulus berupa masalah-masalah yang perlu diselesaikan kemudian memberikan kesempatan kepada anak untuk memahami nilai dan bekerja sama untuk mengkolaborasikan ide-ide mereka sehingga semua masalah itu dapat terselesaikan dengan baik seperti yang diharapkan.
Berfikir kritis artinya berfikir secara rasional terhadap suatu masalah yang dihadapinya. Anak yang berfikir kritis tidak akan hanya menerima saja masalah itu berdasarkan apa yang dilihat atau dirasakannya tetapi juga berfikir mengapa dan bagaimana suatu permasalahan itu dapat terjadi. Seseorang yang mempunyai keterampilan berfikir kritis mempunyai sikap terbuka, dapat menghargai kejujuran dan respek terhadap lingkungan sekitar. Sehingga anak cenderung akan lebih aktif dan berani mengemukakan pendapatnya. Pembelajaran yang kritis mensyaratkan prinsip-prinsip pembelajaran yang bertujuan untuk memanusiakan manusia, yaitu merupakan proses dimana seorang pendidik membantu peserta didik untuk mengenal dan mengungkap kehidupan yang nyata secara kritis.
Lain halnya dengan kreatif, anak yang kreatif pada umumnya akan mempunyai tingkah laku yang berbeda dengan anak yang lain. Karena pada dasarnya semua anak kreatif, maka pendidikhanya perlu menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan seluruh potensi kreatifnya.Ketika anak mengembangkan keterampilan kreatif, maka anak tersebut juga dapat menghasilkan ide-ide yang inovatif dan jalan keluar dalam menyelesaikan masalah serta meningkatkan kemampuan dalam mengingat sesuatu. Suatu cara yang mampu menyalakan percikan-percikan kreativitas anak usia dini adalah dengan membebaskan anak menuangkan pikiran serta pendapatnya.
Berfikir kritis dan kreatif sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu yang merupakan perwujudan dari kerja otak karena otaklah yang mengendalikan seluruh kegiatan manusia. Antara belahan otak kiri dan otak kanan harus berjalan seimbang agar pembelajaran yang dilakukan tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya tetapi juga kemampuan sosial serta emosionalnya untuk dapat berfikir kritis dan kreatif sehingga dapat memecahkan masalah dengan baik dan rasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H