[caption id="attachment_193220" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]
Dalam budaya masyarakat di Indonesia pembauran, asimilasi kebudayaan telah terjadi di segala aspek kehidupan. Kondisi ini dapat ditemui dalam kehidupan masyarakat diberbagai daerah, salah satunya di Nagari Surantih, Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Secara umum penduduk di Nagari Surantih menganut Agama Islam. Namun dalam kehidupan masyarakat Nagari Surantih, pengaruh dan warisan kepercayaan-kepercayaan berupa berbau Animisme dan Hindu masih bisa terlihat, bahkan di Nagari Surantih memiliki keunikan tersendiri. Dalam kehidupan masyarakat Surantih semenjak zaman dahulu hingga saat ini terdapat suatu kepercayaan dan keyakinan terhadap suatu kejadian yang disebut masyarakat sebagai peristiwa Anak Naiak.
Anak Naiak merupakan peristiwa pengakuan seorang anak yang menyatakan bahwa ia adalah anak dari orang tua yang anaknya telah meninggal dunia dan menitis dalam diri anak yang mengakui orang tua itu sebagai orang tua kandungnya sendiri selain orang tua kandungnya yang asli. Muncul dan diketahuinya peristiwa Anak Naiak ini ketika seorang anak telah bisa bicara. Meski Si Anak Naiak tersebut belum dewasa/baligh, ketika dia bertemu dengan orang tua/rumah dari anak yang telah meninggal dunia itu, Si Anak Naiak akan bercerita pada orang tuanya yang asli atau langsung mengatakan pada orang tua tersebut bahwa ia adalah anak kandungnya yang telah meninggal dunia.
Biasanya pada saat Anak Naiak menceritakan pengakuannya sebagai anak dari orang tua yang anaknya telah meninggal itu disertai dengan bukti-bukti berupa ciri-ciri fisik, sifat, kebiasaan, alat permainan, kesukaan dan kenangan-kenangan yang pernah dialami anak yang telah meninggal bersama keluarga orang tuanya tersebut. Pembuktian akan semua perkataan Anak Naiak ini hanya dapat diketahui kebenarannya oleh orang tua yang anaknya telah meninggal setelah menerima pengakuan dari Si Anak Naiak.
Masyarakat Nagari Surantih sangat mempercayai akan peristiwa Anak Naiak ini. Hal ini dikarenakan, memang peristiwa ini masih terjadi dalam kehidupan masyarakat Surantih dan orang-orang yang mengalami peristiwa Anak Naiakdapat ditemui. Selain itu dalam peristiwa ini adalah fakta yang memang merupakan kenyataan dan dibuktikan oleh Si Anak Naiak.
Dari fenomena ini bagi masyarakat yang mengalami peristiwa ini langsung, khususnya bagi orang tua yang anaknya menjadi Anak Naiak. Menimbulkan rasa kekhawatiran pada orang tua kandung si Anak Naiak, karena akan meninggalkan keluarganya. Biasanya untuk mengatasi masalah ini orang tua si Anak Naiak akan berusaha menghilangkan ingatan si Anak Naiak pada orang tua yang ia naiki rumahnya. Cara yang digunakan adalah dengan melimau si Anak Naiak agar ia bisa melupakan orang tua barunya.
Berdasarkan cerita dan pengalaman yang diceritakan Anak Naiak, termasuk pada saat ia meninggal dunia. Ketika sudah meninggal ia tidak tahan melihat orang tuanya terus menangisi dirinya dan ia merasakan sakit dan perih yang sangat kuat akibat ratapan dan tangisan orang tuanya. Meskipun ia telah berusaha membujuknya untuk berhenti menangis. Si Anak Naiak juga tidak tahan melihat orang tuanya sering kali mendatangi kuburannya. Ketika berada di alam kubur mereka merasa tidak tahan akan azab yang diterima sehingga ingin kembali hidup ke dunia fana.
Penitisan Anak Naiak kembali ke dunia fana ini melalui proses yang sangat panjang. Proses ini diawali penitisan pada rahim seorang wanita yang sedang hamil. Wanita hamil yang akan di jadikan sebagai tempat menitis adalah seorang wanita pilihan yang memiliki kepribadian baik dan memiliki kehidupan beragama yang kuat. Untuk bisa masuk kedalam rahim wanita yang sedang hamil tersebut adalah melalui sayur-sayuran. Salah satunya pucuk batik dipilih sebagai sayur yang akan mengantar roh tersebut masuk dalam rahim dan menyatu dengan janin yang sedang dikandung wanita tersebut.
Melalui proses panjang tersebut, mulai dari lahir hingga ke dunia dan bisa berbicara. Diwaktu ia menginjak masa remaja/dewasa Anak Naiak membuktikan pada ke dua keluarganya bahwa ia lahir kembali ke dunia dengan menunjukan bukti-bukti yang menunjukan fakta dan realita yang tidak bisa diterima oleh akal sehat manusia. Cerita dan keterangan ini diperoleh dari beberapa orang Anak Naiak yang berada di Nagari Surantih. Untuk lebih jauh mengetahui keberadaanya marilah sama-sama dipelajari lebih lanjut tentang jawaban Anak Naiak tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H