Lahir di Cirebon, Jawa Barat. Menulis untuk pencerahan diri sendiri dan orang lain. Mencari kebenaran melalui tulisan. Mendambakan keadilan tanpa kekerasan. Sampai kapan? Entahlah.
Seuntai kata yang terurai-
Lepas mengalir bagai mata air-
Tak kuasa ku menahannya-
Maafkan aku-
"Bila mengusik masa itu-
Biarkan ku beralun meski
Kian lirih nadaku "
Akhmad Sekhu lahir di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, besar di "Kota Budaya" Yogyakarta, kini hijrah ke "Kota Gelisah" Jakarta, yang insya Allah dalam hidupnya ingin selalu berkarya. Menulis berupa puisi, cerpen, novel, esai sastra-budaya, resensi buku, artikel arsitektur-kota, kupasan film-musik, telaah tentang televisi di berbagai media massa, juga banyak mengerjakan penulisan buku biografi karier dan kisah kehidupan, kini bekerja sebagai wartawan