Pagi dalam dialog sepi,
dengan pintu
dengan kisi jendela
dengan langit-langit, atap rumah
dan tembok bata berwarna merah
tempat dimana kau letakan cinta, rumah kita
dalam dialog sepi,
aku menghikayatkan percakapan kosong ini bagai titik embun yang menguap retas,
yang seakan tiada pernah bermuasal
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!