Aku berada diantara sehembusan dongeng yang mulai nampak berdebu,
Aku bagai jelaga hitam dimatamu,
Aku bagai kodok merindukan bulan yang hanya memandang dari kejauhan
Aku ingin menyumbat semua muara tempat dimana rasa bermula
Siang, pagi dan malam degub rindu merusuk dalam sekam
Aku hanya mampu mendekap harap agar sebentuk asa yang kukecap segera lenyap
Aku menghamba pada semesta agar cinta menyapa
Aku mengemis pada waktu agar mau berbagi rindu
Aku memohon kepadamu agar mau menatapku, sedetik saja
Tak apa meski dalam mimpi, pintaku kepadamu
Namun dalam mimpi pun kau tak pernah menyelinap hadir
Hingga ku ingin menjelma menjadi uban di sela rambut hitam mu
Menjadi denyut dipembuluh darahmu
Menjadi detak dalam degub dijantungmu
Agar aku selalu dekat denganmu
Sehembusan dongeng yang berdebu mengalir hingga ke hilir
Dimuara kecewa aku menampi luka tuk membuang segala cinta
Syair lirih melantun syahdu bersama hembusan rindu
; Duh jungjunan, Kamana nitipkeun rasa kaheman
Anjeun nu jadi lamunan, nu mapaesan alam implengan
Sihoreng abdi ambon sorangan
Bandung, Desember’13
`Riries Herdiana#Antologi Puisi 'Pulang'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H