Mohon tunggu...
Ririe Khayan
Ririe Khayan Mohon Tunggu... Freelancer - Find more about me: ririekhayan.com

I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Cara Aman dan Amanah Menggunakan Produk Keuangan Ala Emak Milenial

1 September 2020   00:00 Diperbarui: 31 Agustus 2020   23:59 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mulai ikut jadi anggota KSP ini sejak sekitar 5 tahun lalu. Kenapa kok ikut Koperasi simpan pinjam? Alasan pertama, dengan ikut KSP ini bisa menambah networking karena anggotanya lintas instansi kantor. Yang kedua, sebagai sarana menabung (simpanan wajib dan suka rela), dan bisa saya manfaatkan untuk emergency exit  bila butuh dana mendadak dan harus cepat. Tentu saja semua metode pembayarannya menggunakan cara potong gaji juga demi kelancaran pembayaran dan kedisiplinan menabung. 

4. PERUSAHAAN ASURANSI 

Untuk produk asuransi, ada dua jenis asuransi yang saya gunakan yaitu asuransi kesehatan dan asuransi untuk investasi. Awalnya saya hanya memiliki 1 jenis asuransi yaitu asuransi single premi dengan alokasi dana premi 100% untuk investasi. Sebenarnya pilihan tersebut terbilang nekat. Tabungan yang mengendap selama 3 tahun kerja,  saya gunakan untuk membuka polis asuransi tersebut. Di luar dugaan saya, setelah 6 tahun hasilnya sangat significant (100% lebih). Setelah itu saya pun tertarik untuk membuka jenis asuransi lainnya dengan modal pembayaran premi saya ambil dari hasil investasi pertama saya tersebut.

Melihat prospek asuransi investasi yang pertama, akhirnya saya memantapkan hati untuk  memfungsikan asuransi investasi tersebut sebagai emergency fund. Saya melakukan top up premi kalau ada dana lebih atau menerima uang "kejutan" seperti gaji ke-13 atau THR. Dan manakala sewaktu-waktu membutuhkan dana terduga seperti membeli laptop, tambahan modal usaha suami, atau pengeluaran tak terduga lainnya, saya mengambil sebagian dari hasil investasinya dari asuransi ini.

5. DANA PENSIUN

Dana Pensiun karena saya ingin dan berharap di masa purna kerja (saat tidak produktif lagi) memiliki kemerdekaan secara finansial dan tidak menjadi beban bagi anak-anak.  Dengan setiap Rupiah yang kita peroleh, kita memiliki kesempatan untuk memilih hari tua (masa depan) kita untuk menjadi kaya, miskin atau kelas menengah.

6. FINTECH ATAU FINANCIAL TECHNOLOGY

Financial technology atau Fintech atau bahasa yang lebih membumi dikenal dengan istilah dompet digital. Dari sekian banyak produk fintech, saya memilah dan memilih dompet digital yang menurut saya mudah saya gunakan, bisa dipakai  untuk multi transaksi  dan memberikan kemanfaatkan maksimal (maksudnya ada nilai tambahnya). Dompet digital yang saya gunakan antara lain QRIS, DANA, OVO dan GOPAY Cara pemakaiannya pun saya siasati dengan top up saldo saat akan saya gunakan bertransaksi. Tentu saja, penggunaannya saya sesuaikan penawaran promo atau diskon yang sedang berlangsung.  

tangkapan layar
tangkapan layar

Secara keseluruhan, dengan menggunaan produk --produk keuangan tersebut membuat aktivitas keuangan lebih  aman, mudah dan  menguntungkan. Pertanyaan yang kemudian muncul  adalah bagaimana mengajarkan pada anak-anak agar amanah juga dalam memanfaatkan produk keuangan?

Ini merupakan PR besar bagi Emak milenial seperti saya, terlebih karena melihat trend budaya cashless society pada generasi milenial saat ini, hanya dengan one way click menggunakan dompet digital bisa melakukan beragam aktivitas transaksi keuangan. Memesan makanan, belanja online, beli tiket transportasi, order item game online, bayar ini dan itu, semua bisa dilakukan secara cepat, praktis, mudah dan banyak cashback, ala milenial banget ! Aneka layanan yang menggunakan system fintech hampir setiap hari memberikan promo yang menggiurkan. Tak ayal lagi, hal ini bisa memicu budaya konsumtif dan boros kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun