Mohon tunggu...
Erna Joesoef
Erna Joesoef Mohon Tunggu...

bekerja melayani dan memberi adalah ibadah sosial, dan tidak dapat kita ganti dengan ibadah pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jangan Ragu Beramal, Karena Allahlah yang Akan Menghitung

4 Oktober 2014   15:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:25 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak bermaksud riya atau menepuk dada, sama sekali tidak ada niatan untuk itu. Hanya ada beberapa kejadian yang kadang2 membuat saya terkejut dan sesudahnya merasa apakah itu sesuatu yang "ajaib" terjadi begitu saja atau Allah yang mengaturnya.

Suatu saat datanglah dua keponakan suami yg kedua orang tuanya sudah berpisah. Yang satu menunggak uang kuliah , satunya menunggak SPP (wkt itu sekolah negeri belum gratis), kesulitan membayar tentunya. Singkat cerita mereka pulang setelah kami katakan akan kami pertimbangkan dulu. Suami meminta saya ikhlas membantu, pertimbangannya supaya mereka bisa menyelesaikan sekolah/kuliahnya, sehingga nanti mereka bisa bekerja dan mandiri......serta (maaf) tidak menyusahkan kita lagi. Suami saya paling concern dengan pendidikan. Jadi dia minta saya betul2 membantu / komitmen tidak hanya membayar tunggakan2 mereka tetapi membiayai sampai mereka selesai sekolah/kuliahnya.  Kami sendiri bukan berlebihan, dua orang anak kami masih sekolah.  Tetapi pola hidup kami tidak konsumtif , tidak "branded minded", lebih baik uangnya ditabung , sehingga Insha Allah saya sanggup dengan komitmen tadi. Itu bulan Januari.....saya lunasi semua tunggakan2 itu dan mulai rutin membayar uang bulanan dan uang semester mereka juga membelikan seragam yang sudah kuning2 (kasihan sekali, trenyuh ).

Kira2 setengah tahun berjalan...ketika saya sedang bekerja, suami menelepon saya ....coba cek (karena ia sedang diluar kota) bahwa ia mendapat telepon dari bank mandiri, katanya selamat bapak mendapat hadiah mobil. Saya setengah tidak percaya dan sempat menyangka itu penipuan. Tetapi setelah saya cek ternyata benar adanya ! Saya melompat girang. Alhamdulillah.....walaupun mobilnya baru keluar 3 bulan kemudian.

Yang lebih "ajaib" ketika kami menerima mobil tersebut, tidak berapa lama pengumuman SPMB, anak saya diterima kuliah di universitas negeri ternama di Indonesia. Alhamdulillah lagi..... .Selama beberapa waktu kami tidak pernah berpikir bahwa semua kejadian itu berhubungan. Sampai ibu saya mengatakan mungkin secara tidak sadar suamimu suka bantu orang (duh...bukan riya lagi lho), kamu juga harus banyak beramal, tidak hanya menolong orang, tetapi bersikap baik terhadap orang lain juga sudah merupakan amal. Jangan berhitung kalau mengerjakan sesuatu, karena Allah yang akan menghitungnya, bahkan berlipat ganda diluar dugaan...

Kejadian sebaliknya pernah saya alami jauh sebelumnya dan membuat saya kapok. Ketika mengantar ibu saya ke sebuah pasar, saya membeli 3 buah jepit rambut tanpa menawar, saya beri uang 3000 rupiah kepada penjualnya....sampai melongo dia. Dan dengan bangga saya cerita pada ibu beli jepit murah banget. Kata ibu kasihan dong penjualnya. Lain kali jangan begitu. Malam harinya kontan........mobil yang saya kendarai mogok di tengah jalan....akhirnya panggil derek mobil, dikenakan biaya 125ribu, berlipat ganda dari tiga ribu rupaih.Kembali Allah lah yang menghitung apa yang kita kerjakan.......baik atau buruk..........

Kata ibu saya.......jangan berhitung kalau mengerjakan sesuatu ......Alllah lah yang akan menghitungnya nanti kalau bukan untuk kita...untuk anak-anak kita nanti....percaya deh....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun