Mohon tunggu...
Ripto Mukti Wibowo
Ripto Mukti Wibowo Mohon Tunggu... -

dreams , believe make it happen

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Semarang, BRT dan Keacuhanku pada lingkungan

3 Mei 2014   22:50 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:54 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalaman Pertama Naik BRT Trans Kota Semarang

Well, cerita ini fakta yg dtmbahi sdkit fiktif, kalau ada kesamaan isi,karakter atau apalah tolong dimaafkan, hanya ingin berbagi cerita.

Kejadian ini terjadi di bulan Maret tepatnya pertengahan bulan.Wuih bagaimana menerka pertengahan bulan, kesana saja belum pernah??


Entah apa saja yg selama ini aku lakukan di kota Lunpia atau yang terkenal dengan Tahu Gimbal (padahal gak mengerikan) ini. Pikiran ini terlontar ketika seorang Ibu dan Bapak menanyakan "Mas halte atau koridor terdekat jika turun dimana atau sebaiknya dimana, atau setelah ini kemana". Bapak ini menanyakan hal ini karena seorang tour guide dari BRT ini sedang berada didepan. Wuih istilahnya tour guide mau ngomong kernet kayak kurang pantas atau tidak tega. Karena tidak seperti BRT lainnya tour guide di Semarang ini merangkap jadi kernet atau penarik uang. Menjawab pertanyaan ibu tadi seperti bermain kuis atau melakukan analysis perspektif, obyektif dan akuratif. Sebenarnya sedikit tamparan keras juga buat saya, sudah lama tinggal Semarang tapi naik BRT Trans Semarang baru sekali, mungkin karena terlalu sering dan nyaman menggunakan kendaraan pribadi. Ngeles, ngomong aja padahal gak mau peka dengan lingkungan dan turut membantu pemerintah dengan menggunakan moda transportasi,dan satu lagi sadar diri dengan kondisi badan yang agak seksi.

Sujud syukur dan meneteskan air mata karena untuknya saya membawa HP android agak jadul dibanding tipe - tipe saat ini yang muncul, bayangkan belum dapat gelar doctor atau magister saja sdah S2, S3 bahkan S4 atau S5. Pusing gak?? Sumpah lebay bingits kalau istilahnya anak muda sekarang,hehehe...

Dengan bantuan HP tersebut analysis perspektif, obyektif dan akuratif bisa saya lakukan walaupun penyakit HP minim harga yakni loading sdikit lama, maklum mengingat umur,kasta dan harga. Setelah browsing dan menggunakan GPS beberapa tempat bisa diketemukan. Akhirnya bapak dan ibu tersebut bisa turun persis di lokasi yang diinginkan. Rasa Senang ada tapi sedkit bercampur dengan tamparan dan bersalah "anak muda macam apa aku ini".


13991069731074110375
13991069731074110375

__________________________________________

@riptoo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun