Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Camar

7 Maret 2017   11:58 Diperbarui: 7 Maret 2017   22:00 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lukisan indah membentang luas tak pernah jemu untuk dipandang

Seperti menatap mata teduh kekasih kala rindu menggebu meradang

Tertegun takjub, sorot mata walau sejenak tak ingin dilepaskan

Canda camar, memekik sambil melesat melayang di atas gelombang

Laksana pemuda kasmaran berteriak memanggil nama gadis pujaan tersayang 

Kemudian sama-sama berlari melemparkan badan ke hangat pelukan

Serbuan ombak satu demi satu menampar pantai berpasir putih

Seperti degup jantung pemuda-pemudi saat mengikat janji berpadu hati

Ikrar yang digenggam karang, tak bergeser walau satu senti

Perahu jauh membuang jangkar, timbul tenggelam di arus tarian

Layaknya rindu dendam, datang dan pergi di kalbu pasangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun