Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Burung Api

15 Desember 2016   12:02 Diperbarui: 15 Desember 2016   12:18 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Burung serakah itu masih terbang berputar 

Sorot mata dendam, paruh haus darah dan benci di ujung cakar 

Terbang di atas api meyala, menjatuhkan angkara murka, birahi iblis yang dibungkus cadar 

Nurani dibakar dalam tungku sakit hati, sayap-sayap yang haus mahar 

Matamu itu, seolah haus akan kebenaran

Lidahmu berteriak-teriak mengenai keadilan

Oh….burung durjana, dibalik bulu putih kau sembunyikan belati

Kebenaran dan keadilan kau cengkeram, untukmu sendiri

Burung sesat, terbang kembali menebar laknat

Fatwa semua yang beda adalah sesat

Kapan dahaga darahmu terpuaskan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun