saat pandangan ini kandas
terpaut pada satu titik hilang
hati tergelincir, terhempas
serupa kapal kertas terhunjam ilalang
tidakkah kau membelalakan mata
pada nestapa yang dipahat di atas derita
bahkan kalaupun dikau buta
tak cukupkah jerit itu memekakkan telinga?
butuh berapa sungai darah
agar ini semua berlalu
perlu berapa lautan air mata
hingga lidah kemanusiaan tak lagi kelu
dan di belantara duka nan kering
di manakah mata air bening
agar terbasuh luka jiwa
agar sedikit basah nurani nan dahaga
wahai Penguasa Semesta
aku tak berani minta
di tengah rencana-Mu yang tak kumengerti
kudoakan surga-Mu, untuk jiwa murni yang telah kembali
Jakarta, 16 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H