Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Sedikit Waktu Tersisa

16 Maret 2024   11:07 Diperbarui: 16 Maret 2024   11:12 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://stock.adobe.com/kr/images/time-is-running-out-concept-an-hourglass-with-sand-falling-through-on-a-dark-blue-background-with-a-place-for-text/3

seperti embun yang murni
bergelantung di ujung daun
jatuh terjerembab ke bumi
lalu lenyap ditelan gurun

atau seperti awan-awan putih
bergerak gemulai dalam arakan
pecah berantakan laksana buih
hilang dihembus angin selatan

juga kerlip indah bintang-bintang
serupa dian di malam nan buta
tak bersisa di kala siang
satu persatu diusir oleh sang surya

jika keindahan saja, tidak abadi
lalu, untuk apa membangun benci?
bukankah bijak jika merangkai pranaya
di sedikit waktu tersisa, sebagai warisan amerta?

Jakarta, 16 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun