hamparan hijau
ditingkah indah bunyi kicau
mengundang takjub
di mata yang tak ingin tertutup
di kejauhan, raksasa biru
berkemul abu-abu
terbaring lelap
langit luas dijadikan atap
lirih angin dan gemericik air
serupa senandung bunda
mengalun lembut bak syair
menghapus mendung dari wajah
udara sejuk penuhi dada
mengalir di setiap pembuluh darah
kesegaran sempurna
sejatinya bahagia
keindahan ini, tak mampu terpuisikan
terlampau agung, tak bisa dilukiskan
maka, seperti buncah hati seorang perawan
di ujung pematang, aku tertawa bersama awan
Jakarta, 2 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H