Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Hening Hati

21 Oktober 2022   06:32 Diperbarui: 21 Oktober 2022   06:37 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.profoundlifewellness.com/audio/2017/5/11/cave-of-the-heart

aku pernah pergi jauh
mengarungi laut, menerabas hutan
mencari di gua-gua pertapaan
hingga raga lelah, roboh dan layu

akupun pernah berlari
di gurun tandus, juga di padang-padang rumput
berteriak-teriak, selantang mulut
sampai tak lagi mampu berdiri

lalu, aku mendaki puncak-puncak tinggi
menuruni ngarai-ngarai dalam
hanya untuk memadamkan dendam
di kata maaf yang lenyap dari hati

tapi aku tak menemukan apa-apa
teriakanku tak ada yang mendengar
angkara murka ini tak juga pudar
menyisakan letih, luka berdarah di gelisah jiwa

kini aku diam
hanya bergumam
di hening hati
temukan kembali nurani

ya, aku hanya diam, seperti embun di ujung daun
menunggu jatuh ke bumi, atau...
lenyap hilang diuapkan mentari

Jakarta, 21 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun