Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Arwah yang Gentayangan di Siang

3 September 2019   23:50 Diperbarui: 4 September 2019   00:16 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.deviantart.com/

Malam adalah tempat untuk pagi menyembunyikan kesedihan, sekaligus sebagai lahan makam kekecewaan, yang dikuburkan hidup-hidup dalam peti-peti kelelahan, dengan atau tanpa ritual-ritual pemujaan.

Maka sepanjang siang, hingga sore menjelang, arwah-arwah kekecewaan itu bergentahyangan. Di setiap ruas jalan, di dalam bus atau kereta, di kapal laut atau pesawat udara, di perkantoran dan warung kaki lima,. Di mana-mana! Ia mencari-cari tubuh kosong tanpa jiwa, untuk dirasukinya dengan keinginan-keinginan.

Lalu, dalam keadaan trance, tubuh-tubuh tanpa jiwa itu memperkosa kebutuhan, kemudian menjadikannya kambing hitam, atas buntingnya keserakahan  yang akhirnya melahirkan anak haram yang diberi nama kejahatan.

Sampai kapan daur biadab ini berjalan? Kita mungkin terlalu muda untuk mengerti, atau kita mungkin terlalu  angkuh untuk  mengakui, bahwa kitalah sesungguhnya yang tak ada niat untuk balik badan dan berhenti.

Sementara...,  dunia ini sudah terlalu tua untuk peduli, hanya mengamati, lalu menunggu mati.

Jakarta 4 September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun